xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

RESENSI BUKU : The Real You is The Real Success (telah dimuat di Scientiarum UKSW)



Buku      : The Real You is The Real Success

Penulis    : Semuel Lusi
Penerbit  : Gramedia Pustaka utama



RESENSI :
Banyak orang melakukan pencarian diri untuk menemukan sebuah kesuksesan. Setelah penemuan diri dan potensi didapatkan, setiap orang mulai memasang “kuda-kuda” untuk berkompetisi dan menjadi pemenang. Untuk itu jangan kaget jika strata sosial, tingkat pendidikan, dan status menjadi modal untuk memenangkan kompetisi.
Buku ini lain dari buku motivasi lainnya, yang hanya menempatkan setiap individu dalam kompetisi. Buku ini memberikan unsur sinergi dalam setiap potensi yang dimiliki setiap manusia, sehingga untuk mencapai sukses, setiap orang tidak perlu berkompetisi (dengan segala potensi yang ada), namun bersinergi untuk kesuksesan bersama, untuk mewujudkan visi tiap-tiap individu, karena itulah unsur spiritualitas manusia. Dengan menggunakan berbagai latar belakang ilustrasi, pengalaman nyata, hipotesis, dan kajian ilmiah, Semuel Lusi mampu menyajikan sebuah buku yang padat dan kaya untuk diselami dan dilakukan oleh setiap pribadi yang ingin benar-benar mengenal dirinya.
Dari sampul depan tampak bahwa yang ditawarkan dalam buku ini adalah: pengembangan diri seorang manusia bukan untuk menjadi pemain catur dalam kehidupan nyata (yang selalu berhadapan dengan persoalan dan strategi menaklukkan musuh). Buku ini mengajak orang menyadari potensinya yang luar biasa, dan mampu untuk berdiri sendiri dengan kekuatan potensi tersebut, tanpa harus terjebak dalam strategi untuk saling menaklukkan. Secara tegas buku ini ingin menyatakan bahwa untuk sukses dalam hidup tidaklah harus disertai dengan dasar saling berkompetisi, namun dengan menjadi diri sendiri dan memahami keunikan masing-masing untuk saling berkontribusi.
Dalam buku ini, Sem membagi empat bagian dalam menjadi “diri yang sebenarnya”. Pada bagian pertama, ia memberikan panduan untuk setiap manusia untuk menemukan diri sejati (discovering the real you). Proses pencarian diri merupakan proses yang dijalani oleh setiap manusia dalam kehidupan. Dengan menggunakan banyak pendekatan (teologi, filsafat, psikologi, dan lainnya), setiap orang berusaha mencari tahu makna dari “menjadi manusia sejati”. Dalam buku ini Sem memaknai diri sejati adalah identitas hakiki manusia yang merupakan manusia sejati, namun mengalami pembiasan karena berbagai faktor yang mengristal menjadi citra diri (seperti perasaan tidak mampu, minder, dan lainnya).
Menurut Sem, “The Real You” adalah kesatuan dari empat unsur hakiki manusia, yang juga mewakili elemen-elemen semesta. Keempat aspek hakiki manusia merupakan gambaran dari empat kecerdasan dasar manusia. Elemen udara diwakili kecerdasan spiritual, elemen api diwakili kecerdasan intelektual, elemen air terwakili dalam kecerdasan emosional, dan elemen tanah mewakili kecerdasan fisik.
Spiritual manusia berkaitan dengan hal-hal seperti visi, visualisasi, imajinasi, daya khayal, impian, harapan, dan pengenalan akan unsur transenden. Menurut pandangan beberapa agama, manusia adalah makhluk spiritual yang mengenakan pakaian jasmani. Selain kaum beragama, kaum ateis seperti Andre Comte-Sponville mengakui bahwa “manusia adalah binatang spiritual”.
Sem juga melampirkan beberapa fakta ilmiah, yang membuktikan manusia mampu melakukan perjalanan spiritual lewat mata pikiran (seperti karya Michael Newton tentang Journey of Souls dan karya Mario Beauregard dan Denyse O’leary yang berjudul The Spiritual Brain). Menurut Sem, wujud spiritual dalam diri manusia, adalah kenyataan bahwa setiap manusia memiliki sifat baik, sisi terang, sisi bijak, merindukan kedamaian, cinta kasih, dan hal positif lainnya yang menggambarkan adanya jejak keilahian. Mimpi-mimpi besar adalah juga merupakan wujud lain dari dorongan spiritual, seperti mimpi Martin Luther King tentang kesetaraan, John F. Kennedy tentang pendaratan manusia di bulan, mimpi Yesus Kristus tentang kedamaian dan kesejahteraan, mimpi Nabi Muhammad tentang Islam yang menjadi rahmat bagi alam semesta, mimpi Karl Marx tentang manusia tanpa kelas, dan banyak mimpi besar lainnya. Menurut Semuel Lusi, yang perlu dilakukan manusia ketika menyadari nilai-nilai spiritualitas dalam dirinya adalah menyatakan segenap potensi total yang dimilikinya.
Aspek emosional adalah emosi, rasa empati, simpati, perhatian, intensitas, kepedulian, dan sejenisnya. Secara anatomis, posisi “emosi” terletak di otak bagian amigdala di sisi limbik dekat pangkal atau batang otak. Menurut para ahli evolusi berpikir, kemampuan emosi manusia hadir lebih dahulu dalam batang otak manusia primitif sebelum bagian berpikir otak. Itulah sebabnya, emosi sesungguhnya menjalankan fungsi naluriah “primitif” manusia. Kecerdasan emosional berkaitan dengan kemampuan mengendalikan emosi kita sehingga dapat memberikan respon terhadap berbagai stimulus secara bermanfaat. EQ merupakan “sistem kendali internal” memungkinkan manusia untuk menjaga keseimbangan dalam berelasi dengan lingkungan sosial atau lingkungan alam dan sebagainya.
Aspek intelektual, yakni manusia merupakan makhluk yang memiliki kekayaan dan keajaiban dalam pikiran. Sem mencantumkan beberapa fakta ilmiah tentang kekuatan intelektual manusia, seperti kecepatan koneksi 3 miliar per detik otak bayi manusia, otak manusia memiliki 200 miliar sel saraf yang saling berhubungan, manusia memiliki komputer supercanggih dengan kapasitas 100.000 TB, serta beberapa komentar para ahli tentang otak manusia yang sangat luar biasa. Yang terakhir adalah aspek fisik, yang berkaitan dengan kemampuan dan potensi untuk memanfaatkan semua organ fisik. Menurut Sem, manusia merupakan makhluk yang unik, karena terbentuk dengan proses seleksi yang begitu teliti, lewat proses pembuahan.
Setelah menjelaskan keempat aspek hakiki manusia, Sem menggambarkan bahwa setiap manusia memiliki citra diri dan terus mengalami proses pertumbuhan. Citra diri manusia ada yang negatif dan positif. Citra diri negatif adalah gambaran salah mengenal dan mendefinisikan diri, yang berujung pada salah memperlakukan diri dan menjalaninya. Sedangkan citra diri positif adalah yang dibangun atas dasar kesadaran penuh tentang diri sejati dengan segala totalitas potensinya. Pada akhir bagian ini, Semuel Lusi mengajak setiap manusia untuk menjadi “100% KAMU” sebagai bagian dari pengenalan diri.

Posting Komentar

Posting Komentar