xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

Refleksi GMKI dalam 3 medan layan : Berkaca dari Leimena



PENDAHULUAN 
            Gerakan mahasiswa merupakan gerakan intelektual masyarakat. Pembaharuan dimulai dari sebuah gerakan mahasiswa. Gerakan mahasiswa masih dipercaya oleh masyarakat mampu membawa perubahan. Hal ini dikarenakan pergerakan mahasiswa masih disi oleh nilai-nilai kaum muda yang identik dengan gerakan moral yang bertumpu pada empati dan simpati terhadap lingkungannya, masyarakatnya dan bangsanya, sehingga menumbuhkan semangat keberpihakan pada rakyat, serta diharapkan menjadi jembatan bagi dunia akademik dan masyarakat. 
            Gerakan pemuda Indonesia mulai lahir dan menyadari akan makna kesatuan pada masa sebelum kemerdekaan (dalam Sumpah Pemuda) hingga bergerak sebagai penggerak pada terbentuknya kemerdekaan NKRI, 17 agustus 1945. Pemuda Indonesia yang sebagian besar merupakan mahasiswa memainkan peran yang besar dalam perubahan nasib bangsa Indonesia. Masih terkenang di dalam pikiran kita peristiwa pendudukan gedung wakil rakyat MPR/DPR RI oleh mahasiswa, hingga mampu memundurkan penguasa bangsa Indonesia selama 25 Tahun (Presiden Soeharto) dari bangku kepemimpinan dan mengesampingkan mesin politik Golkar. Peristiwa reformasi tersebut membuka ruang-ruang tertutup bangsa Indonesia, yang selama ini hanya dimainkan segelintir orang untuk pemenuhan kepuasan akan kekuasaan politik. Pasca reformasi yang diperjuangkan mahasiswa, transparansi dan keterbukaan segala aspek terjadi. Masyarakat kembali mendapatkan posisinya secara politis. 
            Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia. GMKI turut memainkan perannya di Indonesia sebagai warga negara NKRI, warga Gereja dan warga (komunitas) intelektual (perguruan tinggi). GMKI menyadari ketiga hal tersebut merupakan ruang gerak aktivitas dalam ber-GMKI. Dari misi GMKI tampak bahwa kehadiran GMKI adalah mengajak warga perguruan tinggi untuk mengenal dan memperdalam iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari, membina kesadaran untuk terus bersaksi selaku warga gereja untuk memperbaharui masyarakat dan gereja, serta GMKI mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab menjalankan panggilannya dan menjadi sarana terwujudnya kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran dan cinta kasih ditengah-tengah alam semesta. Kader-kader GMKI dituntut untuk mampu menjadi teladan Kristus sebagai Sang Kepala Gerakan, untuk terus membawa pembaharuan di 3 medan layan GMKI, sehingga Syalom Allah bukan lagi menjadi harapan eskatologis, namun menjadi menyatu dengan kehidupan alam semesta. 
            Untuk mengenal 3 medan layan GMKI, maka dalam tulisan ini saya akan memaparkan refleksi kondisi di 3 medan layan, dan menunjukan bagaimana bentuk peran GMKI di dalamnya, Sehingga memungkinkan kader-kader GMKI berikutnya mampu terus berefleksi dan menyadari tugas dan peran pengutusannya di 3 medan layan tersebut. 

GMKI dan Gereja 
            GMKI merupakan Gereja incognito. GMKI merupakan gereja yang tidak kelihatan, bukan gereja yang memiliki gedung gereja dan jemaat. GMKI merupakan gereja yang bergerak, gereja yang terus memperkenalkan Kristus ditengah-tengah masyarakat, sebagai upaya menghadirkan Syalom Allah. GMKI menyiapkan kader-kadernya untuk mampu memperbaharui masyarakat seperti yang diinginkan Kristus. Peran GMKI sebagai gereja, seperti Kristus yang terus berjalan untuk mengumpulkan para murid-muridNya dan menyelamatkan berbagai bangsa. Yesus Kristus tidak terjebak dalam tempat dan waktu. Ia terus bekerja untuk pembaharuan dan pengenalan manusia akan sifat dari Bapa-Nya. GMKI bergerak seperti itu, terus melakukan pembaharuan sehingga masyarakat mengenal sifat-sifat dari Kristus yang berdiri di atas kebenaran, keadilan dan memperjuangkan kesejahteraan bagi seluruh manusia dimuka bumi. 
            Walaupun GMKI merupakan gereja incognito, GMKI juga dalam kurun waktu sejarah juga turut serta mengambil bagian dalam pendirian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Partai Kristen Indonesia (PARKINDO). GMKI merasakan harus adanya satu kesatuan sebagai orang Kristen dalam berjuang dan menyatakan karya Kristus di Indonesia. Selanjutnya GMKI tidak masuk dalam kedua organisasi tersebut, namun berdiri sendiri untuk tetap menjadi gereja incognito. Dengan demikian GMKI terus berkarya di medan layan Gereja walaupun tidak menjadi bagian secara struktural dengan gereja. Dalam melakukan aktivitasnya organisasi ini terus menjalankan 3 tugas panggilan Gereja, yakni bersaksi, bersekutu dan melayani. Melalui kader-kader GMKI lah gereja yang incognito ini akan terus bergerak dan memperbaharui masyarakat. Kader GMKI haruslah memiliki tinggi iman kepada Yesus Kristus dalam bergerak. 
            Lalu bagaimana saat ini? Bagaimana hubungan GMKI dan gereja secara institusi? Kecenderungan GMKI tidak menyatu dengan gereja. Tidak tampak bahwa secara institusi GMKI dan Gereja melakukan pembinaan jemaat gereja. Banyak gereja berpandangan bahwa GMKI merupakan gerakan mahasiswa yang hanya berbicara mengenai politik. Dan memang benar kadangkala kita lebih banyak menyadari diri kita sebagai bagian dari orang Kristen yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran lewat diskusi dan perdebatan ide. Hal ini yang dilihat gereja sebagai bagian dari politik. Untuk itu tantangan bagi GMKI adalah mengembangkan kader-kader yang memiliki kemauan dan kerelaan untuk bersama-sama dengan Gereja secara institusi memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Kader GMKI harus disiapkan juga untuk menjadi aktivis gereja, yang juga dapat melayani Kristus lewat ritual keKristenan. Dengan demikian gereja melihat GMKI sebagai satu kesatuan gerak bersama untuk menghadirkan Syalom Allah. 

GMKI dan Perguruan Tinggi 
            Selanjutnya adalah medan layan perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari GMKI, karena ada unsur Mahasiswa, yang merupakan bagian dari masyarakat intelektual dari perguruan tinggi. Dalam misi GMKI tampak jelas bahwa sebagai kader GMKI kita harus mampu menjadi alat kesaksian bagi masyarakat perguruan tinggi. Kader-kader GMKI bukan saja hanya memiliki tinggi iman dan pengabdian, namun juga memiliki tinggi ilmu. 
            Sebagai bagian dari masyarakat perguruan tinggi, GMKI haruslah terus bersaksi agar masyarakat perguruan tinggi, tidak hanya tunduk pada kaidah-kaidah ilmiah, namun juga mengenal Kristus sebagai bagian dari pewujudan iman mereka. GMKI harus mampu masuk untuk bersaksi dan menciptakan suatu persekutuan dalam masyarakat perguruan tinggi. Lewat diskusi dan PA dikalangan mahasiswa dan masyarakat perguruan tinggi, GMKI dapat menunjukkan eksistensi tugas dan panggilannya. Selain itu perlu ada upaya oleh kader-kader GMKI untuk menjembatani antara ilmu dan pengembangan ilmu bagi mengatasi persoalan ditengah-tengah masyarakat. Dengan demikian GMKI membawa masyarakat intelektual yang ekslusif menjadi lebih terbuka bagi masyarakat. 
            Selain menjalankan misi di atas, kader-kader GMKI juga sebagai bagian dari masyarakat perguruan tinggi harus menyadari akan pengembangan tinggi ilmu sebagai bagian dari alat kesaksian. Sebagai mahasiswa kader harus bertanggung jawab terhadap diri dan Kristus dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang sedang mereka tekuni. Kader harus menunjukan kepada masyarakat perguruan tinggi lainnya, bahwa kader GMKI memiliki tinggi ilmu sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan, untuk membawa pembaharuan dalam masyarakat serta sebagai upaya menciptakan Syalom Allah. 
            Lalu bagaimana kondisi perguruan tinggi dan apa peran GMKI? Perguruan tinggi saat ini mulai bergerak pesat dan secara kompetitif memproduksi para pekerja dalam masyarakat. GMKI sudah seharusnya hadir dan menciptakan pemimpin dalam kalangan mahasiswa yang memiliki tanggung jawab juga kepada Yesus Kristus, sehingga nantinya output dari perguruan tinggi bukan hanya seorang sarjana, namun juga seorang pemimpin yang siap membawa perubahan. Kader GMKI harus menjadi teladan bagi mahasiswa lainnya, agar mampu berperilaku yang tepat sebagai seorang intelektual dan warga gereja. Kader GMKI harus menunjukan sikap kepemimpinan Kristiani yang harus diteladani oleh pemimpin diaras mahasiswa. Sehingga kader-kader mampu menjadi agen-agen transformasi dalam kehidupan bermahasiswa. Kader GMKI harus mampu mempertanggungjawabkan pengembangan ilmu mereka sebagai bagian dari tanggung jawab iman. Jika hal ini mampu dijalankan kader di medan layan perguruan tinggi, maka Syalom Allah akan hadir dalam diskurus di perguruan tinggi. 

GMKI dan Masyarakat 
            Fakta membuktikan bahwa banyak perubahan yang terjadi di masyarakat merupakan akibat dari sebuah gerakan mahasiswa. Di Indonesia, berbagai perubahan sangat dipengaruhi oleh gerakan mahasiswa. Hingga reformasi 1998, mahasiswa memegang peran lebih besar dalam terciptanya reformasi dan meruntuhkan penguasan tunggal yang telah memimpin selama kurun waktu 25 tahun. Lalu bagaimana peran GMKI di medan layan masyarakat? GMKI turut serta dalam pergerakan mahasiswa yang membawa perubahan, termasuk peristiwa reformasi. GMKI juga terlibat bersama dengan kelompok lainnya, seperti ormas KAMI dan cipayung. GMKI bergerak bersama untuk membawa pembaharuan bagi masyarakat. 
            Kader-kader GMKI sebagai intelektual dalam masyarakat, sudah seharusnya menjadi penggerak perubahan dalam masyarakat. Kader GMKI harus menjadi pelopor perubahan, tokoh intelektual dalam masyarakat dan pro pada rakyat. GMKI harus terus mengambil perannya sebagai pelopor perubahan, pengawal pembangunan dan membentuk diri sebagai calon pemimpin masa depan bangsa. Kondisi masyarakat saat ini yang penuh dengan ketidakpastian menyebabkan GMKI harus memainkan peran besarnya. 
            Apa peran GMKI bagi masyarakat? Peran besar seperti menciptakan perubahan waktu (sejarah) itu merupakan peristiwa pada waktu tertentu, dan GMKI dalam bergerak tidak perlu menunggu hal tersebut. Dalam bergerak GMKI dapat melakukan aktivitas-aktivitas organisasi yang turut mencerdaskan kehidupan berbangsa masyarakat Indonesia. Saat ini masyarakat mengalami kesulitan dalam memahami keIndonesiaan. Munculnya karakter pemimpin yang korup dan tidak memihak pada rakyat, tidak adanya penghargaan terhadap pluralitas (yang menyebabkan golongan tertentu merasa khawatir dengan Indonesia), dan politik yang bertujuan untuk kepentingan partai atau golongan tertentu (dan bukan untuk kepentingan rakyat banyak). Hal-hal tersebut sudah seharusnya dicermati dan ditindaklanjuti oleh GMKI, sehingga masyarakat tidak merasa menjadi termaginalkan, namun selalu ada kader-kader GMKI yang bersama-sama dengan mereka untuk memperjuangkan keIndonesiaan mereka. GMKI harus menjadi bagian dari warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab. Kader-kader GMKI harusnya terbiasa untuk berbicara dan berdiskusi dengan masyarakat sebagai bagian dari meningkatkan kecerdasan rakyat. Kader-kader GMKI harus mampu memberikan informasi yang tepat dan jelas kepada rakyat, serta melakukan advokasi sebagai bagian dari tinggi pengabdian. Dengan bersikap demikian, maka kader-kader GMKI telah bergerak di medan layan masyarakat dan berperilaku seperti Sang Kepala Gerakan dalam mewujudkan Syalom Allah bagi seluruh bangsa. 

Leimena di 3 Medan Layan 
            Mari kita mencoba belajar dari pendiri GMKI, om Jo (Johanes Leimena). Sebagai orang Kristen yang ditempatkan di bumi Indonesia, Johanes Leimena memahami akan tugas panggilannya dalam 3 medan layan. Sebagai seorang mahasiswa di sekolah kedokteran STOVIA di Surabaya (1930) dan melanjutkan pendidikan di Geneeskunde Hogeschool (GHS-Sekolah Tinggi Kedokteran) di Jakarta yang diselesaikannya pada tahun 1939, Johanes Leimena bertangggung jawab menyelesaikan kuliahnya dan menjadi seorang dokter. Saat berkuliah, ia bersama beberapa mahasiswa Kristen sering melakukan Pemahaman Alkitab sebagai bagian dari peningkatan iman, hingga menghadirkan GMKI. Johanes Leimena tetap meningkatkan keilmuannya dan menjalankan pengembangan imannya, sehingga tampak perilaku yang baik dari dalam dirinya. Selanjutnya bagaimanakah Johanes Leimena sebagai warga gereja? Sebagai warga gereja peran Johanes Leimena sangat besar. Selain ia rajin untuk mengembangkan pengetahuan akan Alkitab, ia juga turut serta dalam persekutuan-persekutuan Kristen dan mengembangkan organisasi tersebut menjadi organisasi formal (seperti GMKI, PGI, Parkindo, UKI Jakarta, STT Jakarta). Keprihatinan Leimena atas kurangnya kepedulian sosial umat Kristen terhadap nasib bangsa, merupakan hal utama yang mendorong niatnya untuk aktif pada "Gerakan Oikumene". Ia terus berpartisipasi untuk mengembangkan gereja Kristus di bumi Indonesia. 
           Selanjutnya sebagai warga negara atau bagian dalam masyarakat, apakah yang dibuat Johanes Leimena? Ia bersama pemuda-pemuda saat itu berjuang mendirikan bangsa Indonesia. Om Jo juga terlibat secara dalam pembangunan dengan duduk dalam posisi-posisi strategis untuk pengembangan kebijakan, seperti sebagai menteri dan wakil perdana menteri. Om Jo tetap rendah hati dalam memimpin dan mengedepankan kepentingan rakyat. Hal ini juga yang membuat Presiden Soekarno percaya kepada Johanes Leimena (walaupun ia seorang Kristen). Johanes Leimena merupakan pendiri GMKI yang telah mampu menunjukan tinggi iman, tinggi ilmu dan tinggi pengabdian di 3 medan layan. Hal tersebut harus diteruskan oleh GMKI untuk melakukan pengkaderan terhadap kader-kadernya, agar memiliki kualitas seperti itu. Kualitas pemimpin yang mampu mempertanggung jawabkan kewajibannya sebagai warga gereja, warga negara dan masyarakat intelektual. 3 medan layan bukanlah beban namun tanggung jawab yang menyenangkan jika kader menjalaninya secara bertanggung jawab, selain itu akan menumbuh kembangkan karakter yang lebih mandiri dan menjadi agen perubahan dan pembaharuan ditengah-tengah masyarakat Indonesia. 
            Untuk itu tetaplah tinggi imanmu, tinggi ilmumu dan tinggi pengabdianmu dalam melakukan pergerakan di gereja, perguruan tinggi dan masyarakat. Biarlah GMKI tetap turut serta dalam menghadirkan Syalom Allah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ut Omnes Unum Sint

[i] Dibawakan oleh Ricky A. Nggili di kegiatan MAPPER GMKI Cabang salatiga 19 Februari 2012 - Bina Darma.
1 komentar

1 komentar

  • Anonim
    Anonim
    9 Desember 2012 pukul 18.39
    ut omnes unum sint bang
    Reply