xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

Negara Tanpa Akademisi


Hubungan antara negara, masyarakat dan perguruan tinggi, sudah seharusnya hubungan yang harmonis. Hubungan yang mengedepankan kesejahteraan, kedamaian, keadilan, keharmonisan dan keberlanjutan akan cita-cita bersama. Namun apa yang terjadi saat ini, malah sebaliknya. Para pemegang amanat pemerintahan negara berlindung dibelakang para politisi dan koruptor, dan mengesampingkan para akademisi serta masyarakat. Masyarakat seakan-seakan mengalami suasana yang pesimis dan apatis terhadap Negara. Negara tidak lagi dapat menjamin kebebasan yang bertanggung jawab, keharmonisan, kesejahteraan, kedamaian, keadilan dan keberlanjutan cita-cita bangsa. Masyarakat menjadi korban dari kesewenang-wenangan pemimpin negara (yang merupakan keterwakilan mereka/ rakyat).
   Lalu dimanakah posisi akademisi ? Akademisi seakan-akan menjadi momok bagi pemerintah. Karena para akademisi tidak dapat memberikan sumbangan langsung terhadap berjalannya roda pemerintahan Negara. Jika ada sumbangan dari para akademisi pun dianggap menghalangi kepentingan politik dan kelompok dengan tujuan tertentu. Akademisi dikalahkan posisi strategisnya oleh para politisi dan koruptor dalam Negara. Akademisi yang seharusnya memainkan peran penting, sebagai cendekiawan masyarakat dan pengawal pembangunan, karena kepintaran dan kecerdasannya dalam menganalisa, menjadi pendiam dan acuh terhadap keadaan. Disisi lain mahasiswa sebagai bagian dari akademisi, berjuang dengan cara turun kejalan tanpa logika dan nilai tawar yang kurang "cerdas" bagi pemerintah. Masyarakat menjadi penyediri, sepi dan hanya berserah kepada keadaan yang diatur oleh penguasa. Diputar balikan oleh pemerintah, masyarakat hanya diam saja. Karena akademisi yang merupakan bagian dari dirinya juga diam, seakan-akan kurang mampu menganalisa, memahami masalah dan tidak memahami arti perjuangan masyarakat.
   Negara tanpa akademisi, seperti seekor binatang tanpa otak dan etika. Seekor binatang yang hanya dikendalikan oleh nafsu. Sehingga hanya mengetahui akan rasa lapar dan memuaskan nafsu. Akademisi merupakan bagian dari masyarakat dan negara. Akademisi harusnya menjadi penyumbang besar bagi pembangunan dan gerak roda suatu negara. Akademisilah yang dapat mengarahkan perilaku masyarakat menuju cita-cita ideal bersama. Dari lingkungan akademiklah masyarakat beradab serta beretika tercipta dan memulai melangkah menuju cita-cita bersama. Untuk itu perlulah Negara dan akademisi membina kembali hubungan yang harmonis, agar masyarakat tidak lagi menjadi apatis, namun memiliki harapan akan masa depan.   
Posting Komentar

Posting Komentar