xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

Hilangnya Nasionalisme Tanpa Pamrih


"Nasionalisme" menjadi sebuah kata yang mengikut keikutsertaan seluruh warga negara pada sebuah idealisme negara. Semangat dan roh dari sebuah negara adalah tumbuh dan berkembangnya semangat nasionalisme yang mampu membakar dan menggerakan tiap-tiap warga negara untuk berpartisipasi secara sadar dalam pembangunan. Indonesia menyatakan kemerdekaannya, karena adanya semangat nasionalisme untuk menyatukan dan bersama-sama membangun sebuah masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab pada nasibnya sendiri. Semangat para perjuang kemerdekaan yang tanpa pamrih berkorban harta,  keluarga bahkan diri mereka sendiri untuk mencapai sebuah kemerdekaan sejati. Semangat inilah yang merupakan roh nasionalisme. 
     Melihat kembali kesejarah bangsa Indonesia, nasionalisme merupakan akar perjuangan dari berdirinya bangsa ini. Nasionalisme yang tidak membeda-bedakan dan bebas dari campur tangan pihak luar serta kepentingan pribadi. Nasionalisme yang mencita-citakan masyarakat Indonesia sejahtera, adil dan beradab. Dengan semangat ini, setiap orang warga negara rela mengorbankan dirinya untuk mewujudkan berdirinya negara Indonesia. Sejarah menyatakan bahwa nasionalisme-lah yang membakar rakyat Indonesia untuk berjuang melawan penjajahan dan bangkit dari keterpurukan masa penjajahan.   
     Lalu bagaimana kondisi nasionalisme bangsa Indonesia saat ini ? apakah sebagai warga negara semangat nasionalisme itu masih ada ? dan jika masih ada, mengapa dengan semangat nasionalisme, karakter negara ini kian merosot saat ini ?
     Seperti apakah nasionalisme itu ? Nasionalisme merupakan suatu paham yang dimiliki oleh seluruh elemen dalam negara, yang mampu menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara, dengan cara mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk kehidupan bersama. Ikatan dan semangat nasionalisme tumbuh ditengah-tengah masyarakat sebagai satu kesatuan komunitas dalam negara. Nasionalisme bangsa Indonesia pada masa perjuangan adalah bebas dari penjajahan dan menciptakan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Ada juga yang mengatakan bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme Pancasila. Nasionalisme yang menjamin pluralitas bangsa Indonesia. Melihat istilah diatas, bahwa nasionalisme mampu mempertahankan kedaulatan negara, maka seringkali nasionalisme diidentikan dengan semangat yang dimiliki oleh tentara (milliter). Karena merekalah yang menjaga kedaulatan negara ini, dan memang bila dibandingkan para wakil rakyat, tentara lebih memiliki semangat nasionalisme. Padahal semangat nasionalisme seharusnya juga menjadi semangat yang dimiliki oleh seluruh warga negara (terutama wakil-wakil rakyat).
     Nasionalisme yang dulu dimiliki oleh pejuang dan pendiri bangsa ini, merupakan nasionalisme tanpa pamrih. Seluruh pejuang pernah dipenjara, bahkan kehilangan harta miliknya untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka tidak memperjuangkan tujuan individu atau kelompok, yang ada hanya merupakan tujuan bersama sebagai bangsa Indonesia. "Tanpa Pamrih" menjadi simbol perjuangan yang tidak kenal menyerah. Nasionalisme tanpa pamrih ini juga yang ditunjukan oleh beberapa pemimpin bangsa ini, dengan cara hidup sederhana dan tidak memperkaya diri. Karena kepentingan rakyatlah yang lebih diutamakan. Negara Indonesia tetap dipertahankan kedaulatannya dimata dunia, karena setiap pemimpin dibangsa ini berjuang dengan "nasionalisme bangsa Indonesia tanpa pamrih".
     Hal ini berkebalikan dengan kondisi Indonesia saat ini. Saat Indonesia sedang melakukan sebuah proses pembenahan diri. Makna nasionalisme menjadi kabur dan tidak jelas. Nasionalisme bangsa diputar balikan menjadi nasionalisme individu atau kelompok tertentu. Nasionalisme seperti apakah yang ada saat ini ? Nasionalisme kepentingan, nasionalisme kekuasaan, nasionalisme kekayaan, dan bentuk nasionalisme lainnya, yang sebenarnya makin jauh dari makna bangsa Indonesia. Setiap orang menafsir paham nasionalismenya sendiri-sendiri, dan memperjuangkan haknya sendiri-sendiri. Nasionalisme bangsa Indonesia  semakin jauh dari upaya menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara, namun berupaya menghancurkan negara ini secara perlahan-lahan.
     Selain dari berkurangnya semangat nasionalisme, masyarakat Indonesia juga diperkenalkan juga pada semangat "nasionalisme pamrih". Seorang warga negara akan berkorban bagi negaranya, jika ia mendapatkan sesuatu dari negara. Korupsi, kolusi dan nepotisme merupakan salah satu contoh dari nasionalisme pamrih. Warga negara diajarkan secara tidak sadar, agar berbuat bagi negara dengan tujuan untuk bisa memperkaya diri dan membuat dirinya nyaman pada kekuasaan tertentu. Negara dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan individu.
     Hal ini juga ditunjukan oleh para wakil rakyat dan pelayan masyarakat, terutama juga pemimpin-pemimpin rakyat di pemerintahan. Jika tidak ada uang dan kedudukan (atau kekuasaan) sebagian besar para wakil rakyat dan pelayan masyarakat (seperti PNS, polisi, dan lainnya) tidak akan mengorbankan dirinya untuk melayani negara. Nasionalisme menjadi hilang dari jiwa bangsa Indonesia. Banyak wakil rakyat lebih mengedepankan proyek terutama dalam membuat perundang-undangan, dari pada mengedepankan kepentingan kesejahteraan rakyat. Banyak pemimpin pemerintahan, mengambil uang rakyat untuk membiayai keperluan kelompok tertentu. Banyak PNS (yang merupakan pelayan masyarakat) mencuri-curi waktu untuk bolos dari melayani masyarakat. Diperparah lagi dengan rakyat yang dengan sengaja tidak membayar pajak, karena ketidak percayaan terhadap pemerintah. Paham nasionalisme Indonesia menjadi berkurang, karena sikap tidak bertanggung jawab dan saling ketidak percayaan. Dari nasionalisme rela berkorban demi bangsa menjadi nasionalisme mengorbankan bangsa sendiri. Seluruh pemimpin dan pelayan masyarakat memberikan kontribusi dalam meredupkan semangat nasionalisme warga negara Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jika hal ini terus terjadi suatu saat negara ini terjual oleh rakyatnya sendiri, dan cita-cita bangsa Indonesia akan masyarakat makmur, adil dan beradab menjadi sebuah cita-cita yang semakin jauh untuk diwujudkan.  


Posting Komentar

Posting Komentar