xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

Bentuk-Bentuk Public Speaking


Pendahuluan
Public speaking merupakan seni berbicara didepan orang banyak. Mengapa dikatakan sebagai sebuah bentuk seni? Karena dalam berbicara didepan orang banyak, sipembicara memiliki tujuan khusus tertentu, yang mana juga memiliki fungsi untuk mempengaruhi. Dengan kekuatan pengaruh ini, tujuan tersebut dapat terwujud. Untuk itu tidak semua orang dapat melakukan public speaking. Hanya orang-orang yang siap dan memiliki kepercayaan diri saja, yang dapat melakukan hal ini.
     Kemampuan untuk melakukan public speaking adalah sebuah kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pemimpin haruslah memiliki kekuatan pengaruh terhadap orang-orang yang dipimpinnya, dan hanya dengan berbicara didepan orang banyaklah, pengaruh tersebut dapat tersebar. Dengan menyebarkan pengaruhnya kepada lingkup masyarakat luas, maka pemimpin tersebut telah memiliki kekuatan untuk mempengaruhi, mengendalikan dan bahkan menggerakkan orang-orang yang mendapatkan pengaruh dari dirinya. Kepercayaan diri, tanggung jawab dan nilai dibalik perkataan sang pemimpin menjadi kekuatan dalam melakukan public speaking.
     Dalam menerapkan public speaking, sang pemimpin harus menyadari bahwa ada berbagai bentuk berbicara didepan orang banyak, yang merupakan hasil dari kreativitas dan inovasinya. Bentuk-bentuk public speaking merupakan cara efesien yang dilakukan oleh para pemimpin untuk menerapkan pengaruhnya dengan berbicara didepan umum. Public speaking bukanlah aktivitas berbicara interpersonal dengan satu atau dua orang, namun merupakan aktivitas berbicara didepan lebih banyak orang, agar kekuatan mempengaruhi dapat tersebar secara lebih efesien. Adapun bentuk-bentuk dari aktivitas berbicara didepan umum ini, berbeda-beda berdasarkan tujuan dan harapan capaian dari sipembicara. Karena tujuannya pun berbeda, maka dalam pengaplikasian aktivitas ini, penggunaan intonasi suara dan titik fokus penjabaran topik yang dibicarakan pun berbeda. Jika kita perhatikan seseorang yang melakukan public speaking, ia tidak selalu menerapkan satu gaya dalam berbicara diberbagai bentuk publik. Gaya-gayanya dalam melakukan public speaking, disesuaikan berdasarkan konteks harapan kehadirannya sebagai pembicara dan tujuan dari topik yang dibicarakan. Dalam materi ini akan dibahas bentuk-bentuk public speaking dengan memperhatikan konteks kehadiran public speaker didepan publik. Dari perkembangan public speaking dalam menjawab kebutuhan berbagai tujuan daripada berbicara didepan orang banyak.

Bentuk Bentuk Public Speaking
Adapun bentuk-bentuk public speaking berdasarkan tujuannya, yakni : 

Pidato atau orasi. 
Bentuk ini merupakan aktivitas yang paling sering orang kenal, sebagai bentuk dari public speaking. Pidato atau orasi merupakan aktivitas berbicara dideapn orang banyak, yang dilakukan oleh public speaker, dengan tujuan untuk mempengaruhi orang banyak agar lebih mengerti, memahami, terbakar motivasinya dan bahkan bergerak, sesuai keinginan si public speaker. Para pemimpin selalu menggunakan bentuk ini, untuk mendapatkan kekuatan pengaruhnya terhadap orang banyak. Para pemimpin dunia, seperti Soekarno, Margareth Teacher, Abraham Lincoln, Khomenih dan masih banyak lainnya, selalu menjadi public speaker yang handal dalam melakukan pidato atau orasi. Dengan kekuatan ini, mereka dapat menggerakan banyak orang untuk berjuang dalam mendapatkan sesuatu.
     Seorang public speaker yang baik, dalam melakukan pidato atau orasi, selalu melibatkan kesatuan intelektualitas, emosional dan spiritualitasnya. Kekuatan intelektualitasnya digunakan untuk meramu kata-kata yang digunakan, sehingga tepat dan mudah dimengerti oleh orang banyak yang mendengarnya. Selain itu kedalaman kata-kata yang digunakan mampu menyentuh hingga sudut emosional si pendengar, sehingga mampu dengan mudah terpengaruh dengan kata-kata si pembicara. Kekuatan emosional yang digunakan, tampak juga dari bahasa tubuh (non-verbal) yang digunakan si pembicara. Ia tampak menyatu dalam aliran kata-kata yang digunakan. Si pembicara berkobar-kobar emosinya, sesuai dengan aliran kata-kata yang dikeluarkan, sehingga dengan mudah membakar emosi internal si pendengar. Selanjutnya, kekuatan spiritualitas merupakan keyakinan si pembicara terhadap kata-kata yang diucapkannya, dan merupakan daya pendorong yang kuat dari pidato yang disampaikan. Public speaker yang unggul dalam menerapkan pidato atau orasi, seringkali sangat menguasai panggung yang diberikan padanya, dan tampak adanya kesatuan antara apa yang dibicarakan dengan keyakinan terhadap hal tersebut.

Presentasi
Presentasi merupakan salah satu bentuk public speaking yang dilakukan dengan tujuan menunjukan atau menjelaskan suatu topik atau kajian tertentu. Tujuan dari melakukan presentasi adalah membuat orang banyak menjadi mengerti dan memahami tentang hal-hal atau topik-topik yang dipresentasikan. Seringkali orang yang melakukan public speaking dalam bentuk ini disebut dengan presenter atau orang yang mempresentasikan. Presentasi yang baik, dapat menggerakan si pendengar untuk tertarik dan ingin memiliki bahan yang dipresentasikan sipresenter. Ada dua tujuan yang secara khusus ingin dicapai dengan melaluikan presentasi: 1). Membuat orang banyak mengetahui dan memahami topik yang dibicarakan, 2). Membuat orang banyak tergerak untuk memiliki barang atau jasa yang dipresentasikan. Ada berbagai bentuk dari presentasi, seperti : presentasi ilmiah, presentasi penjualan, presentasi laporan, presentasi perkembangan obyek tertentu, presentasi proyek tertentu, presentasi bahan ajar dan bentuk lainnya berdasarkan topik yang dipresentasikan.
     Poin utama dalam melakukan presentasi adalah kuasailah topik yang akan dipresentasikan. Untuk mengusai topik tersebut, maka si presenter haruslah mendalami topic secara spesifik dan memahami hal-hal lain yang berkaitan dengan topik, yang mungkin saja belum diketahui oleh para pendengar. Yang perlu disiapkan presenter dalam melakukan public speaking adalah 1). Kuasai topik secara spesifik, 2) Bayangkan hal-hal yang dapat membuat audience tertarik dan belum mereka ketahui, sehingga dapat dikembangkan, 3) Menggunakan kata-kata yang familiar dengan audience, 3) Gunakan contoh dari pengalaman dan atau hasil eksperimen, 4) Gunakan dan kuasai media yang mendukung, 5) Kuasai penggunaan bahasa non-verbal, intonasi suara, dan penguasaan panggung, 6) Presenter juga mempersiapkan diri, dengan menggunakan pakaian yang sesuai dan tidak mengganggu pandangan para audience.

Khotbah
Bentuk public speaking ini tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Dalam kepercayaan atau agama tertetu, yang berhak melakukan public speaking adalah para pemimpin keagamaan. Namun ada juga yang memperbolehkan orang lain selain, pemimpin keagamaan untuk melakukan khotbah. Orang yang melakukan khotbah, harus memiliki pengetahuan keagamaan yang benar dan tepat, serta memiliki spiritualitas terhadap keyakinan yang dimilikinya. Seringkali hal-hal yang dikhotbahkan adalah berkaitan dengan iman dan nilai dari ajaran agama tertentu. Sedangkan tujuan dari khotbah itu sendiri adalah membuat sipendengar mengerti, memahami, dan tergerak untuk menerapkan ajaran dan atau nilai-nilai yang dikhotbahkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya aktivitas khotbah tidak beda jauh dengan bentuk public speaking lainnya, nemun menambahkan simbol-simbol keagamaan sebagai ciri khas dan ritualitas spiritual yang harus terus dikembangkan. Sang pengkhotbah, sebutan yang sering diberikan pada public speaker pada bentuk ini, sering menggunakan bahasa-bahasa yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari, agar dimengerti oleh pendengar. Dalam melakukan khotbah, kisah-kisah dalam kitab-kitab suci dijadikan sebagai acuan untuk menanamkan nilai dan ajaran kepada para pendengar. Pengkhotbah haruslah menguasai ajaran dalam kitab suci dan meyakini ajaran tersebut, itulah dasar utama dalam melakukan khotbah. Apabila ia tidak menguasai, dan berbicara diluar keyakinan yang diajarkan, maka ia akan terjebak pada orasi atau pidato.

Memberikan Sambutan
Public speaking bentuk ini merupakan bentuk yang paling sederhana dan memiliki tujuan tidak terlalu tinggi, dibandingkan dengan bentuk lainnya. Memberikan sambutan merupakan aktivitas berbicara didepan orang banyak, dengan tujuan untuk membicarakan hal-hal yang telah dilakukan dan atau makna kehadirannya ditempat itu. Orang-orang yang selalu diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan adalah orang-orang yang menjadi pimpinan di daerah sekitar, dan atau pelaksanan sebuah kegiatan. Memberikan sambutan merupakan salah satu atribut kegiatan formal yang mendahului sebuah aktivitas dengan tujuan tertentu. Karena merupakan bagian dari sebuah aktivitas, maka hal-hal yang dibicarakan pun terbatas dan hanya sampai pada hal yang bersifat formalistik (dan informatif bila memungkinkan). Urutan dalam memberikan sambutan, yakni : 1) pembukaan (ucapan terima kasih atas kesempatan yang diberikan), 2) isi (informasi dari kegiatan dan keterlibatan si pembicara dalam kegiatan tersebut), 3) harapan, 4) Penutup. Dalam memberikan sambutan, harus menggunakan bahasa umum yang dimengerti seluruh kelompok masyarakat. Selain itu si pembicara, juga harus memperhatikan alokasi waktu yang diberikan oleh pelaksana kegiatan.

Diskusi publik
Diskusi yang dilakukan dengan jumlah orang yang banyak, dan melibatkan perorangan untuk berbicara didepan umum. Dalam diskusi publik, aktivitas public speaking dapat dilakukan berupa bertanya dan memberikan pendapat atau argumen. Tujuan public speaking dalam diskusi publik adalah hanya untuk menyampaikan pendapat atau memberikan pertanyaan. Sebagai public speaker yang baik, dalam menggunakan bentuk ini, janganlah terlalu menggunakan banyak waktu (kecuali disediakan) dan langsung membicarakan hal-hal yang spesifik dan atau terfokus. Dalam diskusi ini akan melibatkan banyak orang yang berkontribusi untuk berbicara, untuk itu kuasailah hal-hal yang dibicarakan dan juga perlu untuk menguasai hal-hal yang telah disampaikan oleh orang lain.

Penutup
Bentuk-bentuk public speaking membantu kita untuk mengerti pada posisi mana kita berbicara dan dengan tujuan apa. Dengan menguasai kedua hal tersebut, seorang pemimpin akan mampu berbicara sesuai konteks, dalam menyebarkan nilai dan tujuan kepemimpinannya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menjadi public speaker yang tepat dalam kondisi yang tepat.

(Tulisan ini dibawakan oleh Ricky Arnold Nggili, dalam pelatihan Training Organization FTI-UKSW di MTC - Salatiga, tanggal 23 Maret 2014)

Link tulisan terkait :
Posting Komentar

Posting Komentar