xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

Kemerdekaan Sejati dari Dalam Diri


PENDAHULUAN
Proses mengenal diri merupakan aktivitas yang mudah, akan tetapi sulit untuk dilalui. Proses ini membutuhkan sebuah sikap untuk mau menyelami diri sendiri dan hidup dengan keautentikan diri tersebut, hal inilah yang membuatnya menjadi sebuah aktivitas yang tidak mudah. Banyak orang pada saat melalui proses ini, seringkali terjebak dengan diri bayangan mereka. Tiap individu lebih mengenal dirinya sebagaimana dengan apa yang dikatakan orang lain tentang mereka, ataupun kadangkala terjebak dengan berbagai kekurangan yang ada didalam dirinya. Jika hal ini terjadi, maka proses mengenal diri mengalami kegagalan, dan berakibat pada individu yang tidak menjalani dirinya sendiri, namun menjalani bayang-bayang yang ada dalam dirinya.
     Jika seseorang tidak mengenal diri dan terjebak dalam diri bayangan, maka bagaimana ia dapat mengalami kemenangan diri? Atau bagaiamana ia dapat hidup dalam kemerdekaan dirinya? Setiap perilaku yang dilakukannya, seringkali merupakan harapan dan keputusan dari individu-individu yang berada diluarnya. Saya memiliki waktu untuk belajar, karena harus selalu menemani sang pacar. Kemarin saya tidak pergi (bolos) kuliah, karena harus temani seorang senior berkeliling kota. Saya tidak dapat lulus tepat waktu, karena sudah ada janjian dengan teman lainnya untuk lulus barengan. Dan bahkan saya tidak dapat mewujudkan mimpi saya, karena saya hanya mau hidup menjadi orang yang biasa saja. Berbagai pernyataan tersebut dan masih banyak pernyataan lainnya, yang merupakan bentuk dari pelimpahan keputusan individu kepada diri bayangan dan faktor eksternal kita. Diri sejati menyerahkan kemenangan diri kepada lingkungan sekitar atau faktor yang berada diluar diri. Hal ini membuat diri kita terus dijajah dan dikuasai oleh faktor-faktor dari luar, dan kekuatiran yang berkembang dalam diri.
     Untuk itu mulailah mengenal diri dan memenangkan diri anda. Apa yang akan terjadi pada saat anda memenangkan diri anda? Kehidupan dan aktivitas yang akan anda lakukan merupakan kehendak bebas tanggung jawab dari diri sejati anda. Tidak ada lagi pengaruh dan penguasaan dari luar diri. Saya bebas mempelajari apa saja dan konsetrasi pada hal tertentu, sesuai dengan waktu yang telah saya atur. Saya membuat janji dengan orang lain, namun harus menyesuaikan dengan aktivitas prioritas saya, sehingga apa yang saya rencanakan tetap terlaksana. Saya akan melakukan kewajiban saya secara bertanggung jawab. Mimpi saya akan terwujud, karena saya telah mengembangkan potensi dan bergerak kearah mimpi tersebut. Dengan memiliki pernyataan-pernyataan tersebut, maka anda telah memenangkan diri sejati anda, dan bertanggung jawab secara penuh terhadap diri tersebut.
     Namun sebelum mencapai kemenangan tersebut, anda perlu memahami bagaimana dan siapa diri sejati anda. Sehingga pada saat menjalani kemenangan diri anda, tidak salah arah dan atau kembali terjebak dengan diri bayangan. Setelah memahami diri sejati, maka yang perlu dilakukan selanjutnya, yakni aktifkan diri sejati tersebut dan hiduplah dengan integritas diri tersebut.

MENGENAL DIRI SEJATI 

Diri sejati merupakan sesuatu yang merupakan inti sel dari diri anda. Sesuatu yang merupakan kemurnian dan belum terpengaruh dari faktor-faktor diluar diri anda. Diri sejati selalu memancarkan hakikat tiap individu sebagai ciptaan dengan potensi dan kekayaan subtantifnya. Dalam ajaran tiap agama, selalu menempatkan diri sejati manusia sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna. Nilai-nilai universal yang dapat membuat diri kita menjalani keilahian diri, itu jugalah merupakan diri sejati kita. Hakikat yang merupakan pancaran keemasan dari dalam diri, yang mendatangkan kebaikan dan tingginya nilai hidup merupakan diri sejati setiap orang.
     Diri sejati manusia dipilah menjadi empat aspek, yakni aspek spiritual, aspek emosional, aspek intelektual dan aspek fisik. Sebagai makluk spiritual, manusia merupakan rekan sekerja Tuhan, mandataris atau wakil Tuhan dimuka bumi, ciptaan Tuhan yang sempurna dan lainnya. Pengakuan tersebut menyatakan bahwa dalam diri manusia ada pancaran keilahian, yang bersumber dari penciptanya. Untuk itu manusia harus meyakini hal tersebut, dan hidup dengan nilai-nilai keilahiannya. Nilai kejujuran, ketulusan, kebaikan, memperjuangkan kebenaran, suka menolong, dan lainnya merupakan bentuk dari pancaran keilahian dalam diri kita. Untuk itu mulailah kenali nilai-nilai dalam diri anda dan jadikan nilai itu sebagai identitas diri. Selanjutnya, diri individu juga memiliki emosional, yakni sistem kendali internal yang digunakan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Sistem kendali ini menjadi mata bagi spiritualitas kita. Perasaan iba, kasihan, tersentuh hati untuk menolong, sedih, marah dan lainnya, merupakan bentuk-bentuk pancaran emosional individu. Bentuk-bentuk tersebut membantu individu untuk mengenal lingkungan sekitar dengan perasaan. Dengan memahami dan mengenal emosional anda, maka akan memudahkan anda untuk mengendalikan dan memanfaatkannya untuk menjalani diri sejati anda. Berikutnya aspek intelektual, yang merupakan aspek yang paling sering digunakan manusia dalam memahami diri. Aspek ini sering menjadi identitas diri manusia modern. Anda harus memahami kapasitas otak anda yang luar biasa, serta bagaimana caranya agar kapasitas tersebut digunakan secara optimal, serta mendukung potensi diri anda. Dengan memahami kapasitas intelektual anda, maka anda akan terus belajar dan mengembangkan potensi luar biasa dalam diri anda. Dan terakhir adalah aspek fisik, yang merupakan bagian motorik dalam mendukung tiap individu menjalani diri otentik mereka. Kuasai dan rawat fisik anda sehingga ia dapat bekerja secara optimal untuk menuju cita-cita anda.
     Proses yang harus dilalui dalam mengenal diri dan menjadi diri yang sejati bukanlah sesuatu yang mudah. Tiap individu harus melihat kedalam dirinya dan berusaha memahami keempat aspek dirinya tersebut. Pertama yang perlu dilakukannya dalam proses ini adalah menemukan diri. Proses penemuan diri merupakan sebuah aktivitas pengenalan diri, dalam rangka memahami keempat aspek dalam diri tiap individu. Proses ini dapat dilakukan dengan refleksi dan meditasi. Tiap individu dapat selalu “bercermin pada dirinya sendiri” dan menggali tiap-tiap potensi yang ada dalam dirinya. Setelah menemukan diri, maka selanjutnya yakni menjadi diri yang sejati. Pada bagian ini, tiap individu harus mampu membangun citra diri positif dalam diri mereka sebagai pancaran dari diri sejati mereka. Mereka harus mampu mengaktifkan diri sejati dan menemukan cara untuk menjadi diri mereka sendiri. Jati diri bayangan yang selalu mengganggu harus selalu dikenali, sehingga tidak masuk mengganggu diri sejati. Berikutnya, yakni menjalani diri sejati, merupakan sebuah aktivitas yang didasarkan pada pengoperasian dan menapaki jalan diri sejati. Setiap aktivitas dan kehidupan merupakan perjalanan diri sejati dari tiap individu. Kita tidak lagi akan hidup dalam kehendak orang lain, namun hidup dalam tanggung jawab dengan integritas diri. Manusia akan sadar diri sebagai makluk spiritual yang kaya akan potensi dalam menjalani hidup. Jika anda sudah mampu pada tahap ini, maka anda telah menjadi diri sejati anda dan bebas dari diri bayangan yang merupakan bentuk-bentuk kekuatiran dalam diri anda.

BAGAIMANA MENJADI DIRI SEJATI YANG MERDEKA?  

Setelah mengenal diri, maka anda akan beraktivitas dengan diri sejati anda. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa bayang-bayang untuk keluar dari diri sejati terus dapat terjadi, apabila anda tidak mengenali diri bayangan dan atau terjerumus masuk pada kehendak orang lain. Untuk itu anda perlu untuk benar-benar merdeka dalam kesejatian diri anda.
     Menurut Stephen R. Covey, cara agar anda benar-benar hidup dalam kesejatian diri anda, yakni pertama jadilah proaktif. Setelah anda mengenal diri, maka anda harus mau untuk terus menerus proaktif menjalani diri anda. Janganlah kehidupan anda dipenuhi dengan respon secara langsung terhadap stimulus yang datang dari luar diri anda. Menurut Stephen R. Covey, manusia diberikan empat anugerah, yakni kesadaran, imajinasi, hati nurani, dan kehendak bebas. Gunakanlah keempat anugerah tersebut, untuk menentukan respon apa yang akan anda berikan terhadap stimulus yang datang. Dengan menggunakan keempat respon tersebut, maka individu akan tetap menjalani diri sejatinya, dan tidak terjebak untuk hidup dalam diri bayangan. Keempat anugerah tersebut, menjadi filter bagi diri sejati anda dalam berinteraksi dengan faktor ekternal. Kedua yakni, memulai dari akhir dalam pikiran anda. Pada saat anda menjadi diri sejati, maka anda harus memiliki tujuan hidup. Pewujudan cita-cita dan harapan merupakan tujuan hidup anda, untuk itu mulailah dari merencanakan cita-cita dan harapan anda. Anda ingin jadi apa nantinya? Hal tersebut harus anda pikirkan dan resapi, sehingga diri sejati anda akan berjalan dengan arah yang jelas untuk mewujudkan tujuan hidup anda. Banyak orang yang telah mengenal diri, mengalami kebingungan dalam menjalani kehidupan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya tujuan hidup dan selalu menjalani tujuan hidup orang lain. Untuk itu sebagai manusia yang telah merdeka dengan diri sejatinya, mulailah merencanakan cita-cita anda dan optimalkan potensi anda untuk menuju pada cita-cita tersebut. ketiga, yakni menentukan prioritas. Setelah anda menentukan tujuan hidup anda, maka selanjutnya adalah aturlah aktivitas prioritas anda. Aktivitas-aktivitas yang anda lakukan haruslah mengarahkan anda pada tujuan hidup anda. Aktivitas pendukung lainnya dapat dilakukan setelah yang menjadi prioritas dapat tercapai. Dengan melakukan pengendalian terhadap aktivitas anda, maka anda menjamin bahwa anda hidup dengan diri anda dan selalu menuju pada cita-cita ideal anda.
     Dengan menerapkan ketiga hal tersebut diatas, maka anda akan hidup sehari-hari dengan diri sejati anda yang penuh dengan kemenangan dan kesuksesan. Individu yang sejati adalah bukan saja mengenal dirinya sebagai makluk ideal, namun juga menjalani diri sebagai makluk ideal. Dengan demikian kemenangan dan kemerdekaan diri akan tercipta.

PENUTUP
     Banyak orang terjebak dalam diri bayangan mereka, serta tidak bisa lepas lagi dari hal tersebut. Untuk itu sebagai manusia yang terlahir sebagai makluk individu, mulailah mengenal diri sejati anda. Diri sejati tidak pernah menyerang atau mengamputasi diri orang lain, namun diri sejati merupakan pancaran ilahi dengan tujuannya masing-masing. Dengan mengenal diri dan memerdekakan diri menuju pada diri yang sejati, maka tiap individu akan hidup dengan potensi optimal mereka, serta berjalan menuju pada masa kejayaan ditengah-tengah lingkungan sosial.


Daftar Pustaka 
  • Lusi, Semuel S. (2010). The Real You is The Real Success : Panduan menjadi diri sendiri dan menemukan potensi autentik untuk meraih tujuan tertinggi anda. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
  • Covey, Stephen R. (1997). The Seven Habits of Highly Effective People, alih bahasa oleh Budijanto. Binarupa Aksara : Jakarta 

(Tulisan ini disusun dan dibawakan sebagai materi oleh Ricky Arnold Nggili, dalam Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UKSW, tanggal 12 April 2014, di Audiotorium FTI UKSW-Salatiga)

Link tulisan terkait : 


Posting Komentar

Posting Komentar