xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

Menimbang Calon Pemimpin Indonesia Mendatang



(2014 menentukan perjalanan Indonesia 5 tahun kedepan)

Latar Belakang
Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi bangsa Indonesia. Tahun dimana rakyat Indonesia secara sadar
dan sukarela untuk menentukan serta memutuskan, siapa calon pemimpin yang layak menjadi pengarah dan pemandu bagi kehidupan bangsa Indonesia lima tahun mendatang. Kader-kader tebaik dari berbagai partai politik, bersaing untuk menduduki posisi sebagai pemimpin Negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam ini. Para anggota legislatif, yang merupakan wakil-wakil rakyat telah dipilih mengawali proses pemilihan presiden Republik Indonesia. Selanjutnya seluruh energi dibangsa ini difokuskan pada penentuan siapa pemimpin yang layak menjadi presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 2014-2019. Eforia piala dunia pada tahun yang sama, seakan-akan tidak mengalihkan arah dan fokus utama sebagian besar rakyat Indonesia terhadap proses kampanye yang berlangsung diberbagai media, menuju pada RI 1.
     Pemimpin bangsa Indonesia merupakan pengarah, penasehat, penggerak dan bahkan inspirator dan motivator bagi geraknya kemajuan bangsa Indonesia. Hal tersebut sama dengan definisi yang diungkapkan oleh John Gage Allee, penulis Websters Encyclopedia of Dictionaries-New American Edition. Yang mendefenisikan pemimpin sebagai pemandu, penunjuk, penuntun dan komandan. Untuk itu dalam proses pemilihan seorang pemimpin, haruslah melewati cara-cara yang demokratis. Sehingga pada akhirnya, proses tersebut akan memperoleh sosok pemimpin yang berkarater dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan penggilannya terhadap bangsa Indonesia. Dalam berbagai bentuk kampanye, telah banyak pribadi dan karakter dari para calon pemimpin yang ditonjolkan lewat baliho, spanduk, media sosial bahkan iklan-iklan di televisi. Semua pribadi ini berupaya menonjolkan kepemimpinan dalam diri mereka, sehingga menarik perhatian masyarakat banyak. Menurut Ngalim Purwanto, dalam bukunya Administrasi dan supervisi pendidikan (1991), menjelaskan bahwa Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.  Dengan demikian pemimpin dan kepemimpinan merupakan satu kesatuan, dan bukan dapat dengan sengaja dibuat-dibuat untuk tujuan tertentu. Yang harus dimiliki dalam sosok seorang pemimpin adalah kekuatan pengaruh, memiliki tujuan, memiliki kemampuan melakukan perubahan, memiliki pengikut, dan memiliki tanggung jawab. Dalam pemilihan pemimpin bangsa tahun ini, lebih banyak didominasi oleh para calon dari masyarakat sipil, dan hanya satu orang dari latar belakang militer.
     Selain mempertimbangkan karakter dan kepemimpinan calon pemimpin, masyarakat juga harus mampu mempertimbangkan arah yang mereka inginkan, lewat penjabaran visi dan misi. Seorang pemimpin tanpa visi dan misi, hanyalah menjadi seorang pemimpi. Untuk itu visi dan misi merupakan syarat mutlak dalam melihat arah bangsa Indonesia lima tahun mendatang. Dengan mempertimbangkan visi dan misi dari masing-masing pemimpin secara tepat, maka rakyat Indonesia telah secara cerdas memutuskan dan memilih pemimpin mereka. Visi merupakan tujuan dan harapan yang akan dituju, sedangkan misi adalah cara untuk mencapai tujuan atau visi. Dengan kemampuan merumuskan visi dan misi, maka seorang pemimpin telah mengetahui arah yang akan dituju, dan bagaimana caranya. Selanjutnya, tugas pemimpin juga membuat agenda prioritas yang merupakan program kerja mereka selama satu periode memimpin bangsa Indonesia. Agenda prioritas disusun berdasarkan hasil analisa terhadap masalah, dan prioritas solusi yang ditawarkan dalam jangka waktu tertentu.
     Dengan kecakapan dan kecerdasan dalam mempertimbangkan, serta memutuskan pilihan. Maka rakyat Indonesia akan menjadi pemilih yang cerdas. Dengan demikian, proses demokrasi yang tercipta akan menjadi sebuah pendidikan politik yang mengikutsertakan kesadaran dan tanggung jawab masing-masing pemilih. Dengan melakukan timbangan secara tepat, maka ada kesadaran dan tanggung jawab secara individu dalam menentukan nasib bangsa selanjutnya.

Kepemimpinan dalam sosok Jokowi dan JK 
Jokowi merupakan calon termuda pemimpin bangsa Indonesi, dibandingkan dengan calon lainnya. Dalam umur nya yang ke-53 pada 21 Juni mendatang, ia telah mendapatkan posisi dihati masyarakat. Dan bahkan diantara para pemimpin di PDIP, untuk dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia 2014-2019. Karir politik Jokowi naik secara vertikal, secara cepat dan tepat. Selain sebagai pengusaha eksportir mebel, pada tahun 2005 hingga 2012, ia dipercaya oleh masyarakat Solo untuk memimpin kota Solo. Pada tahun kedua diperiode dua ia memimpin kota Solo, ia dimandatkan oleh ketua umum PDIP untuk mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sebuah tanggung jawab yang sangat berat, namun harus dijalaninya. Dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah, ia dipercaya untuk memimpin kota yang merupakan ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbagai intimidasi politik dan diskriminasi yang diterimanya pada saat berkompetisi dengan calon pemimpin lainnya, tidak membuat ia patah semangat. Bahkan memotivasi ia untuk terus berjuang mengedepankan kepentingan masyarakat banyak. Pada tahun 2012, Jokowi bersama Ahok berhasil dipilih masyarakat Jakarta untuk memimpin dan diharapkan membawa perubahan di DKI Jakarta lima tahun kedepan. Dengan program 100 harinya, ia bersama Ahok berhasil membuat beberapa terobosan, sebagai bentuk awal pembaharuan kota Jakarta. Pemerintahan yang bersih dan transparan ditunjukan serta diperjuangkan oleh kedua pemimpin ini. Jokowi lewat blusukan sebagai salah satu bentuk komunikasi untuk memahami permasalahan dalam masyarakat, terus berupaya untuk mendekatkan dirinya dengan masyarakat. Serta mengajak masyarakat Jakarta untuk membangun Jakarta yang bersih dan nyaman untuk menjadi ibukota Negara. Selain blusukan, ia juga memperkenalkan negosiasi melalui makan bersama (atau negosiasi meja makan), untuk menyelesaikan masalah yang sulit untuk diselesaikan. Usahanya untuk mengatasi banjir dan memberikan perumahan yang layak bagi masyarakat terpinggirkan di Jakarta juga patut diajungkan jempol. Pada saat musim penghujan, ia memberanikan dirinya untuk turun langsung, melihat jalur-jalur air dan daerah-daerah yang selalu kebanjiran. Ia bersama wakil gubernurnya, bekerja bahu membahu untuk mengatasi berbagai persoalan dimasyarakat. Kartu Jakarta sehat dan Jakarta pintar, dikeluarkannya untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat ibukota. Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang sederhana dan merakyat. Akibat kepemimpinan seperti itu, maka pada tahun kedua ia memimpin Jakarta, ia dipercaya kembali oleh partainya untuk mengajukan diri sebagai calon presiden Republik Indonesia. Hal ini mampu meningkatkan elektablitas partai PDIP dan juga kepercayaan rakyat terhadap kader-kader PDIP. Jokowi yang sederhana dan merakyat, sekali lagi menerima mandat dari ketua partai untuk maju pada pemilihan presiden 2014.
     Keberhasilan jokowi dalam memimpin di kota Solo maupun DKI Jakarta, diikuti dengan keberhasilannya dalam mendapatkan banyak penghargaan. Penghargaan tersebut didapat dari berbagai instansi pemerintah dan Negara, maupun dari lembaga-lembaga swasta dan pendidikan. Ada sekitar 57 penghargaan yang diterimanya. Prestasi-prestasi yang ia lakukan dalam membawa pembaharuan bagi wilayah yang dipimpinnya, membuat ia mendapatkan penghargaan GATRA Award walikota terbaik pada tahun 2011 dan juga Tokoh peduli kerakyatan dari univeristas Bung Hatta pada tahun 2013. Ia juga mendapatkan Bung Hatta Anti Corruption Award pada tahun 2013 dan Award on Good Government dari Soegeng Sarjadi pada tahun 2013. Dan masih banyak lagi penghargaan yang diterimanya, dalam mengembangkan eterpreneur masyarakat, menjalankan pemerintahan yang bersih dan kategori lainnya. Kepemimpinan Jokowi mengikatkan dirinya dengan daerah dan masyarakat yang dipimpinnya.
     Lalu bagaimanakah sosok Jokowi secara pribadi, ketika memiliki banyak prestasi seperti itu. Ia tetaplah seorang yang sederhana dan rendah hati. Pada saat ia melakukan kampanye untuk partainya pada pemilihan anggota legislatif ditahun 2014. Jokowi tampak lebih sering menggunakan alat transportasi umum yang murah (kelas ekonomis), ketimbang memanfaatkan fasilitas mewah. Banyak media menonjolkan kekagetan penumpang pesawat pada saat melihat Jokowi menaiki pesawat kelas ekonomi dan dengan santai menenteng tasnya sendiri. Sungguh pribadi yang rendah hati dan bersahaja. Ia tidak memanfaatkan posisi ajudan untuk melayaninya. Namun ia melayani diri sendiri. Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang sederhana, rendah hati, dan merakyat. Ia mampu menempatkan diri dalam posisi yang tepat, serta tidak memanfaatkan kepentingan umum untuk tujuan pribadinya.
     Lalu selanjutnya, bagaimana dengan sosok calon wakil presiden yang mendamping Jokowi. Yusuf Kalla bukanlah sosok yang baru dalam pemerintahan di Republik Indonesia. Pria berusia 72 tahun pada 15 Mei yang lalu ini, penah menduduki posisi sebagai menteri dari tahun 1999 hingga tahun 2004 dan pada tahun 2004-2009 menjadi wakil presiden Republik Indonesia. Sebelum berada dipemerintahan, Jusuf Kalla merupakan seorang Diretur Utama/Komisaris pada grup usaha PT Hadji Kalla. Dalam menjalankan kepemimpinannya, Kalla juga mendapatkan banyak penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. Ia mendapatkan gelar doctor honoris causa dari Universitas Malaya Malaysia dan universitas Soka Jepang. Ia juga mendapatkan gelar honoris causa dari Universitas Brawijaya dan Univeristas Indonesia. Jusuf Kalla dikenal sebagai pemimpin yang berani mengambil keputusan dan selalu terbuka dalam menyelesaikan berbagai konflik. Sebagai wakil presiden pada tahun 2004 hingga 2009, Kalla berhasil melakukan rekonsilidasi pada daerah-daerah konflik seperti Aceh dan Poso. Sebagai orang Makasar, ia sangat berani untuk mengeksekusi sebuah keputusan dan ceplas ceplos dalam berbicara. Sebagai pengusaha, ia memiliki kemampuan manajer yang baik. Kalla juga terlibat dalam banyak aktivitas-aktivitas sosial untuk memperkenalkan Indonesia kemata dunia. Ia menjadi ketua umum Palang Merah Indonesia periode 2009-2014, dan pada tahun 2011 ia menjadi duta pulau Komodo, untuk memperkenalkan binatang Komodo kepada dunia internasional. Jokowi dan Jusuf Kalla merupakan kombinasi budaya Jawa dan ketimuran yang unik. Jokowi yang rendah hati dan sederhana, dilengkapi oleh Jusuf Kalla yang berkomitmen dan blak-blakan.

Kepemimpinan dalam sosok Prabowo dan Hatta 
Calon pemimpin Indonesia selanjutnya adalah Prabowo Subianto. Pria berusia 61 tahun ini memiliki karir dan prestasi lebih banyak dalam dunia militer. Prabowo lulus dari Akademi Militer pada tahun 1974. Ia juga mendapatkan pendidikan informal kemiliteran di Amerika dan Jerman. Karirnya di militer diawali dengan menjadi komandan peleton Para group komando pada tahun 1976. Karirinya terus naik, hingga ia menjadi komandan KOPASSUS pada tahun 1995-1996 dan Komjen KOPASSUS 1996-1998. Pada tahun 1998 ia menjadi panglima Komando Strategi Angkatan Darat (KOSTRAD). Pada tahun yang sama, terjadi krisis ekonomi dan peristiwa reformasi. Hal ini menyeret nama Prabowo sebagai salah seorang komandan yang melakukan perintah penculikan terhadap aktivis mahasiswa, dan berujung pada pemecatan dirinya oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP) TNI. Setelah keluar dari kemiliteran, Prabowo menjadi presiden/CEO di PT Nusantara Energy dan PT Tidar kerinci agung hingga saat ini. Dan pada tahun 2001-2009, ia menjadi presiden/CEO di PT. Kertas Nusantara. Namun, akibat dari keinginannya untuk terus berjuang memajukan bangsa, maka ia mendirikan partai politik GERINDRA pada tahun 2008 hingga sekarang. Dengan kendaraan partai inilah, ia menciptakan berbagai kader-kader pemimpin untuk menduduki posisi dipemerintahan daerah. Ridwal Kamil sebagai walikota Bandung dan Basuki Tjaja Purnama (Ahok) sebagai wakil gubernur DKI Jakarta, merupakan kader-kader Gerindra yang berprestasi. Pada tahun 2014, Prabowo memberanikan diri untuk maju sebagai calon presiden Indonesia. Pada tahun 2009, Prabowo juga pernah mencalonkan diri sebagai calon presiden. Dan pada saat itu, ia menjadi calon presiden terkaya dengan total asset sebesar Rp 1,579 triliun dan US$ 7,57 juta.
     Pada saat di kemiliteran, Prabowo memiliki banyak prestasi, sehingga menunjang cepatnya karir yang didapatkannya. Ia pernah memimpin operasi penyelamatan beberapa peneliti asing di Papua, yang diculik oleh OPM, pada tahun 1996, yang dikenal dengan operasi pembebasan sandera Mampenduma. Ia juga pernah memimpin operasi di Timor Timur, hingga menangkan Xanana Gusmao, yang waktu itu adalah pejuang Fretelin. Dan juga pengamanan kerusuhan pada tahun 1998. Saat dimiliter, nama Prabowo sangat melekat dengan karakter keras, cerdas dan berwibawa. Ia mendapatkan banyak penghargaan di kemiliteran. Berbagai bentuk Satya Lancana telah didapatkan Prabowo dari TNI Angkatan Darat. Ia juga mendapatkan penghargaan The first class the padlin medal of honor dari pemerintahan Kamboja. Sebagai Tentara, ia memiliki integritas dan komitmen yang kuat dalam menjalankan sebuah misi.
     Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa banyak kasus pelanggaran HAM pada saat ia menjalankan operasi militer, yang menimpa dirinya. Akan tetapi banyak orang berpendapat, bahwa tindakan dan aksi peradilan belum pernah menyentuh dirinya sebagai orang yang bersalah. Untuk itu ia masih berpendapat, bahwa yang dilakukannya, merupakan bentuk menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan komitmen dalam menjalankan perintah atasan. Sejak 2004 hingga sekarang, Prabowo juga telah menjadi ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan pada tahun 2008 hingga sekarang, menjadi ketua umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Dengan motto diri “Siapa berani, menang”, Prabowo memberanikan dirinya untuk membawa Indonesia pada pembaharuan.
     Selanjutnya, kita juga perlu mengetahui tentang Hatta Rajasa, calon wakil presiden yang mendampingi Prabowo. Pria kelahiran 18 desember 1953 ini, adalah lulusan teknik perminyakan ITB ditahun 1980. Ia memiliki pengalaman menjadi menteri dari tahun 2001 hingga 2009 di Kabinet Gotong Royong, Kabinet Indonesia Bersatu jilid 1, 2 & 3. Ia juga pernah menjadi anggota DPR/ MPR RI tahun 1999-2001 dan direktur utama PT Arthindo Group tahun 1982-2001.
     Hatta Rajasa merupakan pengusaha dan CEO sukses yang kini berkonsentrasi jadi politisi. Semua perusahaannya dijual setelah masuk partai. Pria religius penganut pluralisme dalam politik ini, berobsesi menjadi politisi negarawan yang mendahulukan kepentingan bangsa. Pada 9 Januari 2010, secara aklamasi, Hatta Rajasa terpilih sebagai Ketua Umum DPP PAN periode 2010-2015. Hatta dikenal sebagai menteri yang cukup dekat dengan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bahkan kerap menjadi utusan penghubung silahturahmi politik SBY dengan lawan politik SBY.
     Di sisi lain, ayah empat anak ini merupakan sosok yang hangat dengan keluarga. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga juga merupakan bagian dari kunci sukses bagi Hatta Rajasa dalam menjalani karier. Hatta dikenal sebagai pribadi penyayang keluarga. Sementara itu, gaya hidup keluarganya pun tidak berubah ketika dia menduduki jabatan birokrasi pemerintahan. Sang istri tetap Menyetir mobilnya sendiri. Bahkan Hatta sangat marah jika mendapatkan privilege di jalan raya, seperti mendapatkan pengawalan motor Patwal. Meskipun beresiko terkena macet, dia justru menikmati hal itu. Banyak penghargaan yang telah diraih oleh dirinya, diantaranya yakni Bintang Mahaputra Adipradana dari Pemerintah Republik Indonesia pada 2013, Economic Booster of The Year versi Indonesia Property and Bank 2013, The Rising Star’s Men Obsession’s 9 Young Leaders 2013-2014, Public Policy Award dari Asia Society 2011, dan Charta Politica Award 2010. Ia juga mendapat doctor honoris causa dari Universitas pertanian Nitra, Slovakia. Hatta merupakan sosok yang cerdas, mudah bergaul dengan lawan politik, dan memiliki visi besar untuk Indonesia. Karakter ini yang selalu menempatkan dirinya untuk diutus mewakili Presiden Republik Indonesia dalam berbagai forum ekonomi internasional, dan forum internasional lainnya.
     Model kepemimpinan militer Prabowo dan model kepemimpinan kekeluargaan Hatta dapat menjadi modal penting dalam memimpin Indonesia. Kedua karakter ini dapat saling mengisi dan memperkaya dalam pemerintahannya. Ketegasan dan komitmen, serta kebersamaan dan kecerdasan dapat menjadi kombinasi menarik dalam mengarahkan Indonesia menuju pada cita-cita bersama.

Menimbang karakter dan kepribadian calom pemimpin Indonesia selanjutnya
Kedua pasangan calon pemimpin bangsa Indonesia ini memiliki plus dan minus nya. Jokowi dan Jusuf Kalla merupakan kombinasi antara keberhasilan memimpin daerah dan memimpin Negara. Kedua orang ini memiliki latar belakang yang sama, yakni berasal dari enterprenur atau seorang pengusaha. Dengan demikian mereka memiliki kemampuan dalam bidang manajerial dan menganalisis kebutuhan serta masalah, serta mampu mendapatkan solusi yang tepat untuk mengatasi berbagai masalah. Selain itu kombinasi antara Jokowi yang merupakan orang Jawa dengan karakter pemimpin Jawa, dengan Jusuf Kalla yang merupakan orang Makasar dengan karakter pemimpin timur, menambah khasanah kepemimpinan Indonesia. Kekurangan Jokowi dapat diisi oleh Jusuf Kalla, dan bahkan sebaliknya. Pada Debat calon Presiden dan Wakil Presiden, 9 juni 2014 kemarin, tampak bahwa Yusuf Kalla dengan karakter keterbukaan Indonesia timur, langsung blak-blakan, menanyakan penyelesaian pelanggaran HAM pada Prabowo. Sedangkan Jokowi, dengan hati-hati berusaha untuk tidak menyinggung calon lainnya, dan lebih banyak bercerita tentang track record dia, sebagai bentuk keyakinan untuk mewujudkan visi/misinya. Saling mengisi inilah yang menjadi kekuatan dalam kolaborasi kerjasama kedua calon pemimpin ini nantinya.
     Dari plus kedua orang ini, bukan berarti tidak ada hal minus yang diantisipasi. Perlu diketahui bahwa Jokowi dan Jusuf Kalla adalah orang-orang sipil, dan tidak memiliki latar belakang militer. Padahal kalau disimak dari pengalaman para pemimpin yang pernah memimpin Indonesia, tampak bahwa pemimpin dengan latar belakang militer yang seringkali berhasil. Mantan presiden Soeharto dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)P terbukti memiliki periodesasi kepemimpinan yang lama dan mendapatkan posisi dihati masyarakat. Soeharto sebelum diruntuhkan oleh rezim reformasi, selalu dinobatkan sebagai bapak pembangunan. Sedangkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat terpilih hingga dua periode memimpin rakyat Indonesia. Jika dibandingkan dengan tiga presiden lainnya, yang berasal dari sipil (B.J Habibie, Gus Dur dan Megawati) memiliki kepemimpinan yang pendek, dan selalu cepat hilang posisinya dihati masyarakat pada saat menjadi Presiden. Gus Dur pun akhirnya turun pada tahun kedua kepemimpinannya (2001) dan digantikan oleh Megawati hingga tahun 2004. Hal ini menunjukan bahwa di Indonesia kombinasi antara militer dan sipil, selalu mampu mempertahankan periodesasi kepemimpinan. Ketimbang kedua pemimpin berasal dari sipil. Untuk itu Jokowi dan Jusuf Kalla, apabila tidak diantisipasi maka akan dapat seperti pemimpin sipil sebelumnya. Kecuali mereka memiliki integritas dan komitmen yang teguh, seperti para pemimpin yang dididik dengan cara militer. Ini hanyalah sebuah analisa dan pertimbangan dengan berkaca dari masa lalu kepemimpinan di Indonesia. Hal ini perlui dicermati, karena untuk menjadi seorang Presiden NKRI tidaklah sama dengan menjadi pemimpn didaerah. Kedudukan dan kekuasaan seorang presiden rentan untuk digoncang oleh siapapun, yang mengatas namakan “rakyat”. Untuk itu seorang presiden haruslah memiliki ketegasan, keberanian, komitmen untuk menyelesaikan kepemimpinannya dan integritas untuk mejaga kedaulatan Negara.
     Untuk Prabowo dan Hatta Rajasa memiliki keuntungan dari sudut ini. Mereka berdua merupakan kombinasi antara militer dan sipil. Kombinasi ini dapat memainkan karakter integritas dan berkomitmen, serta kekeluargaan dan intelektual. Berdasarkan pengalaman masa lalu pemimpin di Indonesia. Kombinasi ini mampu membawa Indonesia pada dimensi baru dan pembaharuan. Dengan latar belakang militer, maka sang pemimpin dapat menguasai segala sendir-sendi bernegara termasuk Tentara Nasional Indonesia. Sedangkan dengan intetelektual yang moderat, maka dapat membangun masyarakat yang beradab.
     Akan tetapi plus dari pasangan ini tidaklah dapat menghalangi kehendak rakyat nantinya. Minus-nya Prabowo dan Hatta adalah adanya berbagai pelanggaran masa lalu yang terus membayangi mereka. Seperti pelanggaran HAM dan diskriminasi. Pada tahun 1990-an, Prabowo melakukan sejumlah pelanggaran HAM di Timor Timur, yang berakibat pada pembekuan beberapa visa luar negeri terhadap Prabowo, termasuk ke Negara Amerika Serikat. Beberapa lembaga internasional, menuntut agar Prabowo dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag. Namun hal tersebut belum selesai, secara hukum, karena belum pernah diadakan pemeriksaan menurut hukum pidana. Selanjutnya, Prabowo juga ikut mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-reformasi. Ia mengakui menculik 9 orang aktivis, yang pada akhirnya telah ia kembalikan dalam keadaan hidup. Namun 13 orang aktivis lainnya yang juga diculik oleh tim Mawar (atas perintah Prabowo), tidak diketahui keberadaanya. Hal ini akan membuat masyarakat antipati terhadap kepemimpinan Prabowo, dan takut pada latar belakang masa lalu yang dimiliki oleh Prabowo. Hingga sekarang kedua pemimpin ini, masih kelihatan bingung dalam menjawab persoalan yang berhubungan dengan pelanggaran HAM dan diskriminasi dimasa lalu.

Arah yang ditawarkan Jokowi dan Jusuf Kalla 
Selain melihat karakter dan track record dari sang calon pemimpin. Kita juga perlu memahami dan menimbang arah yang ditawarkan oleh mereka, kepada masyarakat dan bangsa Indonesia. Arah inilah yang seharusnya menjadi nilai tawar dari para calon pemimpin untuk kemajuan bangsa. Arah ini merupakan tujuan yang akan dituju oleh seluruh bangsa Indonesia, pada saat mereka memimpin nantinya. Lalu dari manakah kita mengetahui arah yang mereka harapkan? Arah dan tujuan tersebut dapat dipahami dengan melihat pada visi dan misi yang mereka tawarkan. Visi dan misi tersebut merupakan bagian dari arak-arakan pewujudan cita-cita ideal bangsa Indonesia, tentang masyarakat sejahtera, adil dan makmur. Dalam tulisan ini akan mengajak kita, untu mencoba memahami visi dan misi masing-masing calon presiden Indonesia, sebagai calon pemimpin Indonesia selanjutnya.
     Pertama-tama kita akan melihat visi dan misi Jokowi dan Jusuf Kalla. Kedua orang ini merumuskan visi dan misi mereka dalam lembaran kertas sebanyak 42 halaman. 42 halaman yang berisi secara detail tentang latar belakang, pandangan, arah yang ingin dituju dan bagaimana menujunya, dengan menentukan agenda prioritas yang akan dilaksanakan selama 5 tahun kepemimpinan mereka.
     Jokowi dan Jusuf kalla membagi masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam tiga masalah pokok bangsa, yakni: 1) Merosotnya kewibawaan Negara, 2) Melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional, dan 3) Merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa. Ketiga masalah tersebut yang menyebabkan makin merebaknya masalah-masalah kecil dimasyarakat, seperti pelanggaran HAM, kerusakan lingkungan dan eksploitasi alam, ketergantungan pada impor, dan juga kemajuan teknologi yang berakibat pada culture shock bagi generasi muda. Dan untuk mengatasi masalah tersebut, maka arah Negara harus kembali diletakkan pada Pancasila 1 juni dan TRISAKTI (yang diwujudkan dalam bentuk kedaulatan dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan pembangunan berbasi karakter). TRISAKTI merupakan konsep bung Karno yang dipidatokan pada tahun 1963, yakni Indonesia yang berdaulat secara politik, berdaulat secara ekonomi dan berkepribadian secara sosial budaya. Dan dengan dasar tersebut, maka visi yang ingin dituju oleh Jokowi dan Jusuf Kalla, yakni : “Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.” Berdaulat yakni, bangsa Indonesia secara merdeka menentukan nasibnya sendiri, dan bisa hidup sejajar dengan bangsa lain. Sedangkan kemandirian, yakni tersedianya SDM yang mampu memenuhi kebutuhan dan kemajuan bangsa. Dan berkeprribadian dalam kebudayaan, harus mampu ditunjukan masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek (sosial, ekonomi, politik, social budaya dan pertahanan).
     Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Jokowi dan Jusuf Kalla merumuskan misi yang harus diterapkan adalah : 1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan, 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandarkan hukum, 3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim, 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera, 5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing, 6) Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Dalam mewujudkan misi tersebut, maka Jokowi dan Jusuf kalla telah menyiapkan 31 agenda strategis, dengan rincian 12 agenda strategis untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat dalam bidang politik, 16 agenda strategis untuk mewujudkan Indonesia berdikari dalam bidang ekonomi, dan 3 agenda strategis untuk mewujudkan kepribadian dalam kebudayaan. Ke-31 agenda strategis tersebut, diperas lagi menjadi Sembilan agenda prioritas (NAWA CITA), yakni : 1) Menghadirkan kembali Negara yang melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman bagi seluruh waraga Negara, 2) Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, 3) Membangun Indonesia dari pinggiran, dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan, 4) Melakukan reformasi sistem dan penegakkan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya, 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, 6) Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing dipasar internasional, 7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sector-sektor strategis ekonomi domestic, 8) Melakukan revolusi karakter bangsa, 9) Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi nasional Indonesia.
     Agenda strategis lainnya, dirumuskan secara detail sebagai upaya dalam mengatasi masalah yang dihadapi bangsa. Untuk menjaga kedaulatan dalam bidang politik, mereka akan membangun wibawa politik luar negeri dan mereposisi peran Indonesia dalam isu-isu global; Menguatkan sistem pertahanan Negara; Membangun politik keamanan dan ketertiban masyarakat; Mewujudkan profesionalitas intelejen Negara; Membangun keterbukaan informasi dan komunikasi politik; Mereformasi sistem dan kelembagaan demokrasi; Berkomitmen memperkuat politik desetralisasi dan otonomi daerah; Mendedikasikan diri untuk memberdayakan desa; Melindungi dan memajukan hak-hak masyarakat adat; Berkomitmen untuk pemberdayaan perempuan dalam politik dan pembangunan; Berkomitmen mewujudkan system dan penegakan hokum yang berkeadilan; Berkomitmen menjalankan reformasi birokrasi dan pelayanan publik. Selanjutnya, untuk berdikari dalam bidang ekonomi, Jokowi dan Jusuf Kalla akan mendedikasikan diri untuk pembangunan kualitas SDM; Membangun kedaulatan pangan berbasis pada agribisnis kerakyatan; Program untuk membangun daulat energi berbasis kepentingan nasional; Penguasaan sumber daya alam; Membangun pemberdayaan buruh; Membangun penguatan sektor keuangan berbasis nasional; Berkomitmen melakukan penguatan investasi sumber domestik; Membangun penguatan kapasitas fiskal Negara; Penguatan infrastruktur; Pembangunan ekonomi maritim; Melakukan penguatan sektor kehutanan; Membangun tata ruang dan lingkungan yang berkelanjutan; Membangun perimbangan pembangunan kawasan; Membangun karakter dan potensi pariwisata; Mengembangkan kapasitas perdagangan nasional; Mengembangkan industri manufaktur.
     Berikutnya, agenda strategis untuk mewujudkan kepribadian dalam kebudayaan, yakni Mewujudkan pendidikan sebagai karakter pembentuk bangsa; Memperteguh ke-bhineka-an Indonesia dan restorasi nasional; dan Membangun jiwa bangsa melalui pemberdayaan pemuda dan olahraga.
     Visi, misi dan agenda strategis yang dibuat oleh Jokowi dan Jusuf Kalla mempertimbangkan keberadaan Indonesia sebagai Negara kepulauan dan juga Sumber Daya Alam yang berlimpah dimiliki oleh bangsa ini. Untuk itu dengan penguatan SDM dan pewujudan kembali karakter bangsa, maka Indonesia akan berdaulat dalam berbagai aspek dimata dunia internasional. Dengan demikian cita-cita masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur akan terwujud.

Arah yang ditawarkan Prabowo dan Hatta Rajasa
Berikutnya kita, akan memahami visi, misi dan agenda strategis dari Prabowo dan Hatta Rajasa. Kedua orang ini merumuskan visi dan misi mereka, berdasarkan cita-cita bangsa Indonesia yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945, yakni Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Prabowo dan Hatta berupaya untuk melanjutkan dan menyelesaikan agenda reformasi yang belum tuntas, serta mempercepat pembangunan nasional yang lebih optimal. Dengan latar belakang tersebut, maka mereka memiliki visi, “Membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat”. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ada tiga misi yang dirumuskan oleh mereka, yakni : 1) Mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang aman dan stabil, sejahtera, demokratis, dan berdaulat, serta berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia, serta konsisten melaksanakan Pancasila dan UUD 1945, 2) Mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, berkerakyatan, dan mandiri, 3) Mewujudkan Indonesia yang berkeadilan soial dengan Sumber Daya Manusia yang berakhlak, berbudaya luhur, berkualitas tinggi : sehat, cerdas, kreatif dan trampil. Dengan misi tersebut, maka Prabowo dan Hatta berharap dapat menyelamatkan Indonesia dari keterpurukannya.
     Selanjutnya Prabowo dan Hatta membuat agenda strategis, yang akan menjadi prioritas mereka dalam memimpin Indonesia lima tahun mendatang. Adapun agenda strategis mereka, yakni : 1) Membangun perekonomian yang kuat, berdaulat, adil dan makmur. Dengan cara meningkatkan pendapatan per kapita penduduk; meningkatkan pemerataan dan kualitas pertumbuhan ekonomi; meningkatkan daya serap angkatan kerja; membangun industri pengolahan; membangun dan mengembangkan industri nasional; mengambil kebijakan pro-aktif dalam menjaga stabilitas sektor keuangan; membangun Kawasan Ekonomi Khusus; menyelenggarakan APBN yang pro-rakyat; menjadikan belanja Negara sebagai alat pemerataan dan bukan sekedar sumber pertumbuhan; efesiensi dan efektifitas pembiayaan; memperbaiki daya saing usaha dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN dan persaingan global; menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan perbankan/keuangan syariah dan industri kreatif muslimah dunia. Selanjutnya, 2) Melaksanakan ekonomi kerakyatan, melalui : Memprioritaskan peningkatan alokasi anggaran untuk program pembangunan pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, koperasi dan UMKM, serta industri kecil dan menengah; Mendorong perbankan nasional dan lembaga keuangan lainnya untuk memprioritaskan penyaluran kredit bagi petani, nelayan, buruh, pegawai, industr kecil menengah, pedagang tradisional, dan pedagang kecil lainnya; Mendirikan bank tani dan nelayan; Melindungi dan memodernisasi pasar tradisional, serta mengkonsolidasikan belanja Negara untuk pengembangan koperasi dan UMKM dan revitalisasi pasar tradisional; Melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh termasuk buruh migran; Mengalokasikan dana APBN minimal RP. 1 milyar per desa/ kelurahan per tahun; Mendirikan lembaga tabung haji; Mempercepat reformasi agraria, serta menyediakan rumah murah bagi rakyat yang belum memiliki rumah. Berikutnya, 3) Membangun kembali kedaulatan pangan , energi dan sumber daya alam, melalui: mencetak 2 juta lahan baru untuk meningkatkan produksi pangan; mendorong pembangunan industry pengolahan pangan, peternakan dan perikanan yang berdaya saing tinggi; mendorong peningkatan produksi dan konsumsi protein, yang berasal dari susu, telur, ikan dan daging; mencetak 2 juta hektar lahan untuk aren, ubi jalar, sagu, sorgum, kelapa, kemiri dan bahan baku bioetanol lainnya; membangun pabrik pupuk dengan total kapasitas 4 juta ton; menjamin harga pangan yang menguntungkan petani, peternak dan nelayan, sekaligus terjangkau bagi konsumen; mengembalikan tata kelola migas nasional; membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi dan air; mendirikan kilang-kilang minyak bumi, pabik etanol dan pabrik DME (peganti LPG); memperluas konversi penggunaan BBM kepada gas dan energi terbarukan; mengurangi subsidi BBM khusus untuk orang kaya.
     Berikutnya, 4) Meningkatkan kualitas SDM dengan melaksanakan reformasi pendidikan. Hal ini dilakukan melalui memperkuat karakter bangsa yang berkepribadian Pancasila; melakukan realokasi dan peningkatan efesiensi terhadap pos-pos belanja pendidikan dalam APBN, yang dipandang tidak efektif; melaksanakan wajib belajar 12 tahun dengan biaya Negara; meningkatkan martabat dan kesejateraan guru, dosen dan penyuluh; merevisi kurikulum nasional dengan memantapkan pengembangan budaya bangsa yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945; memperbaiki secara masif kualitas dan fasilitas pendidikan; mengembangkan fasilitas dan keadilan penyelenggaraan pendidikan melalui program menyediakan komputer di sekolah; memberikan insentif kepada perusahaan/ lembaga swasta yang menjalankan program magang bagi lulusan baru, dengan persetujuan dari pemerintah; mengembangkan sekolah-sekolah jurusan pertanian, perikanan, kehutanan, maritim dan industr termasuk Balai Latihan Kerja. 5) Meningkatkan kualitas pembangunan sosial melalui program kesehatan, sosial, agama, budaya dan olah raga. Hal ini dilakukan lewat: menjamin pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin; memberantas perdagangan manusia, narkorba dan tindak kekerasan seksual; mengembangkan rumah sakit modern disetiap kabupaten/ kota; memberikan jaminan social untuk fakir miskin, penyandang cacat dan rakyat terlantar; meningkatkan peran PKK, posyandu dan puskesmas, dan program KB; menggerakan revolusi putih mandiri, untuk menyediakan susu bagi anak-anak miskin disekolah; mewajibkan dokter dan sarjana yang baru lulus, untuk mengabdikan diri didaerah miskin dan tertinggal; melestarikan warisan seni budaya; meningkatkan prestasi olahraga nasional. 6) Mempercepat pembangunan infrastruktur, melalui : mempercepat pembangunan infrastruktur dasar; membangun prasarana diseluruh wilayah Indonesia; mempercepat pembangunan infrastruktur strategis; memulai proses pemindahan ibukota Negara; membangun infrastruktur, fasilitas pendukung dan kawasan industry nasional; mempercepat pembangunan konektivitas melalui teknologi informasi dan telekomunikasi; memperbesar porsi transfer anggaran untuk kedaerah, yang digunakan untuk pembangunan; membangun secara bertahap jalan bebas hambatan diatas laut; meningkatkan pelayanan kepelabuhan; mengembangkan infrastruktur pendukung pulau-pulau terluar; mempercepat penyediaan perumahan bagi 15 juta rakyat yang belum punya rumah. 7) Menjaga kelestaria alam dan lingkungan, melalui : memulai reboisasi 77 hektar hutan yang telah rusak; mencegah dan menindak tegas pelaku pencemaran lingkungan; melaksanakan penanaman pohon penghasil kayu oleh rakyat; mendorong semua usaha kehutanan dan produk turunannya mendapatkan sertifikan pengelolahan hutan/hasil hutan lestari yang diterima oleh pasar global; mensyaratkan kontribusi pembangunan hutan kota pada kabupaten/ kota yang ditentukan; merehabilitasi daerah aliran sungai dan sumber air; mendorong pertambangan yang ramah lingkungan dan sosial; berperan aktif mengatasi perubahan iklim global, yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia. 8) Membangun pemerintahan yang melindungi rakyat, bebas dari korupsi dan efektif melayani, melalui: melindungi warga negara dari segala bentuk diskriminasi, gangguan dan acaman, serta menjunjung tinggi HAM; mempercepat peningkatan kesejahteraan aparatur Negara dan reformasi birokrasi; menciptakan kepastian dan menegakkan hukum dengan adil; mencegah dan memberantas KKN dengan menerapkan manajemen terbuka dan akuntable; melaksanakan pemangkasan rantai proses birokrasi yang berbelit-belit; meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI/ Polri, PNS dan keluarganya termasuk veteran dan pensiunan; memperkuat TNI dan Polri secara kelembagaan, personil dan peralatan untuk menjaga integritas NKRI; menempatkan 30% perempuan dalam posisi menteri dan atau pejabat setingkat menteri; meningkatkan efesiensi penyelenggaraan pemerintahan; dan melaksanakan politik luar negeri yang bebas, aktif, tegas dan melindungi kepentingan nasionaldan menjaga keselamatan rakyat Indonesia diseluruh dunia.
     Visi, misi dan agenda strategis dari Prabowo dan Hatta Rajasa mengedepankan ekonomi kerakyatan dan penguatan kedaulatan NKRI dari berbagai aspek. Hal ini sebagaimana diamanatkan juga dalam UUD 1945.

Menimbang arah yang mereka tawarkan untuk Indonesia Baru
Visi dan misi dari kedua pasangan calon pemimpin bangsa Indonesia sangatlah mirip. Hal ini dikarenakan, kedua pasangan calon ini mengambil dasar dalam perumusan visi berdasarkan UUD 1945. Perumusan misinya pun sangat mendukung tercapainya visi. Dengan ketercapaian misi yang telah dibuat, maka masyarakat yang dicita-citakan dalam UUD 1945 akan terwujud.
     Akan tetapi pada saat melihat agenda strategis, tampak secara jelas bahwa kedua pasangan ini memiliki cara yang berbeda. Jokowi dan Jusuf Kalla menyampaikan secara detail dan keterkaitan antara agenda stretegis satu dengan yang lainnya. Contohnya, peningkatan kualitas SDM dengan menitik beratkan kurikulum pada pendidikan kewarganegaraan, yang akan menunjang agenda strategis untuk menjadikan Indonesia Negara yang berdaulat. Dengan demikian pengaruh budaya dunia tidak akan merongrong budaya dan integritas nasional generasi muda Indonesia. Jokosi dan Jusuf Kalla juga menitik beratkan pada pengembangan ekonomi kerakyatan, dengan mempertimbangkan efektifitas. Sedangkan untuk ranah birokrasi pemerintahan. Jokowi dan Hatta secara jelas memaparkan program mereka, tentang efesiensi dan keterbukaan birokrasi. Mereka juga berusaha menjaga ke-bhineka-an dengan mengembangkan serta memperkuat lembaga atau dewan masyarakat adat. Dan hal ini yang tidak tampak dalam agenda strategis Prabowo dan Hatta. Dalam 42 halaman visi, misi dan agenda strategis tersebut. Jokowi dan Hatta mengkritisi dan memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh rakyat Indonesia. Masalah TKI, masalah Sumber Daya Alam dan Mineral, masalah perburuan, masalah masyarakat miskin, masalah sumber energi, masalah pendidikan, masalah korupsi, masalah diskriminasi, dan bahkan persaingan produk Indonesia di pasar global. Berbagai aspek coba ditanggulangi oleh Jokowi dan Jusuf Kalla, lewat program-program mereka. Ada beberapa program, seperti “Indonesia pintar” dan “Indonesia sehat”, yang merupakan program-program yang telah berhasil diterapkan oleh Jokowi, saat ia duduk sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jokowi dan Jusuf Kalla juga menekankan pada desentralisasi dan penguatan kompetensi Indonesia sebagai Negara maritim.
     Hal tersebut agak sedikit berbeda dengan agenda strategis yang dipaparkan oleh Prabowo dan Hatta Rajasa. Mereka lebih mengedepankan ekonomi kerakyatan, berbasis pada petani, nelayan, pedagang tradisional, dan UMKM. Agenda-agenda mereka lebih pada penguatan ekonomi lokal, sehingga berdaya saing pada pasar nasional dan internasional. Akan tetapi disisi lain, Prabowo dan Hatta, juga mengedepankan industri manufaktur dan pendirian berbagai pabrik sebagai pendukung ekonomi nasional. Pembuatan pabrik-pabrik pupuk adalah contohnya. Prabowo juga secara gamblang menawarkan lahan-lahan baru untuk pertanian dan kehutanan. Dengan terwujudnya lahan-lahan tersebut, maka diharapkan Indonesia akan mengalami swasembada pangan. Dan hal ini yang tidak secara jelas disebutkan dalam agenda prioritas Jokowi dan Jusuf Kalla. Pada agenda Prabowo dan Hatta, banyak pembiayaan APBN akan digunakan untuk penguatan ekonomi rakyat, pembangunan infrastruktur pendukung, membuka industri pendukung, bahkan mengembangkan sumber daya energi terbarukan (termasuk pabrik etanol dan DME). Pembangunan rumah untuk rakyat dan penjaminan kesejahteraan TNI/ Polri dan PNS pun menjadi titik fokus kerja dari Prabowo dan Hatta.
     Perbedaan mencolok dari agenda prioritas kedua pasangan ini adalah Jokowi dan Jusuf Kalla berkomitmen untuk melakukan desentralisasi dan otonomi, dengan mengingat Indonesia sebagai Negara maritim. Sedangkan Prabowo dan Hatta berkomitmen untuk melakukan centralisasi, dan Negara dalam hal ini dari pusat harus menjamin kekuatan ekonomi, keadulatan Negara dan integritas budaya bangsa. Untuk itu tampak, bahwa dalam program Prabowo dan Hatta, banyak APBN akan dikeluarkan untuk didistribusikan bagi pembangunan yang diharapkan. Akan tetapi secara umum kedua pasangan calon pemimpin ini tetap berkomitmen untuk memberantas korupsi dan mennjaga kedaulatan NKRI didunia internasional. Program-program reformasi berkaitan dengan efesiensi birokrasi, tetap menjadi agenda utama mereka. Prabowo dan Hatta, serta Jokowi dan Jusuf Kalla, berusaha untuk meyakinkan masyakat Indonesia bahwa cita-cita UUD 1945 dapat terwujud, dengan pendekatan yang berbeda. Namun dengan cara siapakah cita-cita tersebut dapat terwujud? Hal tersebut adalah bagian dari pertimbangan seluruh rakyat Indonesia dalam pesta demokrasi saat ini.

Penutup
Pemimpin yang mampu mengarahkan Indonesia kearah yang lebih baik, merupakan pemimpin yang mengedepankan kepentingan bangsa diatas kepentingan dirinya. Bangsa Indonesia telah melalui beberapa rezim kepemimpinan dan proses yang cukup panjang untuk menuju pada cita-cita rakyat Indonesia. Dengan itu perlu sebuah pertimbangan yang matang dan bertanggung jawab, dalam menentukan siapa pemimpin yang pantas dan sesuai untuk meneruskan arak-arakan pembangunan dan pewujudan cita-cita bangsa. Dengan kecerdasan dan tanggung jawab dalam memilih, maka rakyat Indonesia telah menjadi bagian dari demokrasi yang cerdas dan bertanggung jawab terhadap masa depannya sendiri.

Referense : www.kpu.go.id

(Materi ini disusun dan dibawakan oleh Ricky Arnold Nggili, pada diskusi GMKI Cabang Salatiga di Yayasan Bina Darma - Salatiga, tanggal 14 Juni 2014)
Posting Komentar

Posting Komentar