xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

Menjadi Pemimpin yang Efektif Lewat Public Speaking


Pendahuluan
     Tugas dan tanggung jawab pemimpin adalah mampu mendesain visi dan misi, mengkomunikasinya, dan mengarahkan seluruh element organisasi untuk bergerak menuju pada pencapaian visi misi tersebut. Untuk menjalankan tugas tersebut, maka seorang pemimpin haruslah juga memiliki kemampuan untuk menjalankan fungsi sebagai manajer. Tugas manajer adalah memastikan seluruh sumber daya mannusia dalam organisasi harus menjalankan perannya sesuai dengan program kerja yang dirancang secara efesien dan efektif. Dari kedua peran tersebut ada tuntutan yang harus dipenuhi, yakni kemampuan untuk berkomunikasi dan mengarahkan orang lain untuk bergerak pada tujuan yang diharapkan oleh sang pemimpin.
     Dari pemaparan diatas, maka tepatlah bahwa peran yang paling besar dari sang pemimpin adalah memiliki kekuatan untuk mempengaruhi orang lain. Menurut mantan presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln, “Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang, dan public speaking adalah salah satu cara untuk menciptakan pengaruh tersebut.” Dari pernyataan tersebut, tampaklah bahwa public speaking memiliki pengaruh yang kuat dalam menunjang kinerja seorang pemimpin. Para pemimpin dunia seperti mantan presiden Indonesia, soekarno, mantan perdana menteri Inggris, Margareth Thacher, Inovator dan bussinesman, Steve Jobs, dan masih banyak lagi pemimpin dari berbagai bidang keilmuan serta strata sosial, menggunakan public speaking sebagai kekuatan untuk menjalankan pengaruhnya. Para manajer di perusahaan-perusahaan terkenal di dunia, juga menggunakan public speaking sebagai salah satu kekuatan untuk memperbesar organisasi bisnis yang dipimpinnya.
     Dengan menggunakan public speaking secara efektif, para pemimpin ini mempengaruhi orang lain dan menggerakan mereka pada sebuah tujuan yang visioner. Efektifitas juga merupakan salah satu kunci dalam menggunakan potensi politis ini. Mengapa harus efektif? Karena saat berbicara didepan umum atau orang banyak, sang pemimpin telah mengambil waktu dan aktivitas orang lain. Ia telah dengan sengaja mengarahkan orang banyak untuk meluangkan waktu mereka untuk mendengarkan hal-hal yang akan dibicarakannya. Untuk itu kesempatan ini harus digunakan secara optimal agar pesan-pesan yanng disampaikan dapat dipahami oleh sang pendengar dan bahkan memiliki kekuatan pengaruh. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu mengelolah segala potensi yang ada dalam dirinya, sehingga pada saat melakukan public speaking, semua orang terpengaruh akan pesan-pesan yang disampaikan, dan bahkan tergerak untuk melakukan hal-hal yang telah dipaparkan.

Efektifitas dalam melakukan public speaking
    
Public speaking merupakan sebuah tindakan berbicara didepan umum dengan menggunakan oral komunikasi kepada audiens. Oral komunikasi bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, apalagi dengan tujuan tertentu. Bagi seorang pemimpin, oral komunikasi merupakan peluang yang diberikan bagi dirinya untuk mempengaruhi orang lain. Untuk itu aktivitas ini harus dilakukannya secara efesien dan efektif, sehingga memiliki pengaruh yang luas. Perlu diketahui bahwa pada saat seseorang berbicara didepan orang banyak, maka ia memiliki kekuatan pengaruh terhadap immediate audiens dan remote audiens. Yang dimaksud dengan immediate audiens adalah orang banyak yang mendengarkan langsung dari si public speaker tentang pesan-pesan yang disampaikan. Sedangkan remote audiens adalah orang-orang yang mendengarkan dari immediate audiens tentang pesan-pesan yang disampaikan oleh public speaker. Melihat sebegitu luasnya pengaruh dari public speaking terhadap banyak orang, maka sang public speaker haruslah menyiapkan dan menampilkan diri secara optimal pada saat berbicara, sehingga seluruh pesan yang disampaikan tidak mengalami bias, serta memiliki pengaruh yang besar.
     Sebagai pembicara yang efektif, maka sang pemimpin haruslah kritis, kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pesannya kepada para audiens. Bagaimana caranya? Ada dua hal yang harus diperhatikan sang public speaker saat mempersiapkan diri dan berbicara didepan orang banyak. Hal yang pertama adalah ia harus mengetahui, memahami dan menguasai pesan-pesan yang akan disampaikannya. Public speaker yang merupakan seorang pemimpin, haruslah menguasai pesan-pesan yang akan disampaikan seperti ia memahami dirinya sendiri. Dengan penguasaan terhadap materi pesan yang akan disampaikan, akan memudahkan ia pada saat tampil didepan orang banyak. Pengusaan sistimatika penyampaian, penggunaan parabahasa, penguasaan panggung atau orietasi ruang, dan bahasa tubuh yang digunakan akan menyatu dengan ide-ide dalam setiap pesan yang disampaikan. Para audiens yang mendengarkannya pun tidak akan mengalami kebosanan, akan tetapi merasakan sensasi baru dalam tiap kalimat yang diucapkan sang pemimpin. Walaupun kadangkala ide-ide yang termuat dalam pesan tersebut, sudah pernah diketahui oleh para audiens. Jika sang pemimpin berbicara tentang hal-hal yang dikuasai oleh dirinya, akan memudahkan ia dalam improvisasi dan pengambilan contoh-contoh yang menarik untuk mendukung ide utama yang disampaikan. Hal kedua adalah mengetahui dan memahami hal-hal yang ingin didengarkan oleh para audiens. Seringkali banyak orang bersedia meluangkan banyak waktu untuk mendengarkan seseorang melakukan oral komunikasi, dikarenakan ada hal-hal menarik yang ingin mereka dengarkan dari sang pemimpin. Untuk itu sebagai public speaker, momment persiapan sebelum naik ke panggung adalah saat untuk dirinya melakukan riset kecil, untuk mengetahui hal-hal yang ingin didengarkan oleh para pendengar. Dengan mengetahui hal-hal yang ingin didengarkan, maka ia telah mempersiapkan dirinya untuk didengarkan oleh orang lain. Dalam riset kecil agar dapat diterima oleh para audiens, sang pemimpin haruslah juga memahami nilai-nilai, budaya, latar belakang dan konteks darimana para audiens berasal. Metode penyampaian pesan kepada para pendengar dengan latar belakang dunia akademisi, berbeda dengan metode penyampaian kepada para pendengar rakyat kecil. Contoh-contoh menarik yang disampaikan kepada audiens kaum lelaki, berbeda dengan contoh-contoh yang disampaikan pada kaum perempuan. Penggunaan parabahasa yang digunakan di masyarakat Jawa atau Sunda berbeda dengan parabahasa di masyarakat Batak, Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara. Waktu penyampaian pesan kepada para mahasiswa, berbeda dengan waktu penyampaian dengan para bussinesmandan para pekerja. Penggunaan media kepada audiens anak SMU berbeda dengan penggunaan media kepada audiens para profesor. Dan masih banyak lagi hal-hal yang ingin didengarkan oleh orang banyak, dengan tidak mengesampingkan kondisi mereka. Penggunaan metode dan media yang tepat adalah bagian dari pemahaman terhadap kedua hal diatas. Dengan menguasai kedua hal tersebut diatas, maka seorang pemimpin dapat menjadi pembicara yang efektif dan dengan secara sengaja dapat mengoptimalkan pengaruh kepemimpinannya.
     Untuk membungkus kedua hal tersebut agar pesan yang disampaikan menjadi sesuatu yang memiliki nilai tinggi, maka seorang public speaker dapat berbicara dengan keseluruan keontetikan dirinya. Ia tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain pada saat berbicara didepan orang banyak. Akan tetapi, ia hanya perlu menampilkan dirinya yang otektik, sesuai dengan nilai karakter dalam dirinya. Pemimpin yang sukses dalam melakukan public speaking, adalah pemimpin yang tidak berpura-pura atau ber kamuflase dengan pesan yang disampaikannya. Namun berbicara dengan keberadaan dirinya yang otektik. Bagaimana agar hal ini dapat terjadi? Seorang pemimpin merupakan panutan, teladan dan pengarah. Untuk itu karakter dan nilai diri yang positif harus dibangun sebagai ciri asali dirinya. Tidak ada manusia yang dilahirkan sebagai penjahat, penipu, penipu dan pendosa. Yang ada adalah manusia dilahirkan dengan hakekatnya sebagai makluk ilahi dalam dunia yang kompleks. Untuk itu sebagai seorang pemimpin, mulailah menemukan nilai-nilai keilahian dalam diri kalian, dan jadikan itu sebagai potensi dalam mempengaruhi orang lain. Pada saat seseorang berbicara dengan mengoptimalkan nilai-nilai keilahian (sebagai nillai universal) dalam dirinya, maka para audiens akan merasakan sensasi karisma yang ditunjukan oleh sang pemimpin pada saat berbicara. Dan hal inilah yang memiliki pengaruh kuat untuk mempengaruhi dan bahkan menggerakan banyak orang menuju pada sebuan cita-cita ideal.

Penutup
    
Para filsuf dari jaman pra socrates, Plato hingga Aristoteles menyadari bahwa public speaking memiliki pengaruh besar untuk menggerakan sebuah masyarakat. Public speaking memiliki pengaruh besar untuk mempengaruhi logika dan opini publik. Untuk itu Plato dan Aristoteles menempatkan karakter serta etika dari sang public speaker sebagai pemeran penting dalam menerapkan public speaking. Dengan kedua aspek ini, maka sang pemimpin akan menjalankan pengaruhnya secara bertanggung jawab dan mengajak semua orang untuk masuk pada sebuah dunia masyarakat yang ideal.
     Efektifitas dalam public speaking merupakan metode untuk mengggerakan orang banyak pada sebuah tujuan. Dan dengan metode yang tepat ini, semua orang akan turut serta tergerak membangun sebuah masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera, berdasarkan arahan sang pemimpin. Untuk itu jadilah pemimpin yang bertanggung jawab, dengan mempertanggung jawabkan pesan-pesan yang disampaikan lewat public speaking.

Sumber :
  • DeVito, Joseph A. (2009). The Essential Elements of Public Speaking. USA : Pearson
  • Verderber, Rudolph F., Verderber, Kathleen., Sellnow, Deanna D. (2008). The Challenge of Effective Speaking. USA : Thomson Wadsworth
  • Soenarjo, Djoenasih S., Rajiyem. (2005). Public Speaking. Jakarta : Universitas Terbuka
  • King, Larry & Gilbert, Bill. (2004). Seni Berbicara kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja: Rahasia-rahasia Komunikasi yang Baik (2nd ed.). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
  • Liliweri, Alo. (1994). Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

(Materi disusun dan disampaikan oleh Ricky Arnold Nggili, S.Si-teol.,MM dalam kegiatan Reorientasi LK FTI UKSW periode 2015/2016, di Wisma Baptis Bukit Soka, tanggal 7 Agustus 2015)
 
Posting Komentar

Posting Komentar