xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

Memahami untuk dipahami


Pendahuluan
Pekerjaan seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi manajerial adalah memastikan seluruh informasi dan perintah tugas yang diberikan olehnya, dipahami dengan jelas oleh para bawahan atau anggotanya. Dengan memahami tugas yang diberikan, maka mereka dapat bekerja secara optimal dan efesien dalam mewujudkan tujuan dari penugasan tersebut. Fungsi ini tidaklah mudah bagi seorang pemimpin. Karena bentuk komunikasi yang digunakan dalam pendelegasian tugas haruslah jelas dan dimengerti oleh si penerima tugas. Kebanyakan permasalahan yang terjadi dalam kesalahan penerapan manajerial adalah tingginya aspek miss communication dalam kerjasama tim. Sang pemimpin mengerti dengan jelas perintah yang akan diberikan, namun sang penerima perintah kurang paham dengan bahasa verbal maupun non verbal yang ditunjukan oleh sang pemimpin. Hal ini menyebabkan tugas dikerjakan sesuai dengan persepsi si penerima tugas, dan meyimpang dari harapan si pemberi tugas. Untuk itu komunikasi merupakan kunci keberhasilan dalam sinergitas dan kerjasama tim sebuah organisasi.
   Kepemimpinan bukanlah kemampuan untuk memerintah, namun kemampuan untuk mengelolah secara tepat berbagai karakter orang-orang yang dipimpin. Pemimpin yang baik memiliki pola komunikasi yang efekif dan efesien. Efektif dalam menjelaskan tujuan, goal dan target. Efesien dalam menggunakan pola komunikasi yang tepat. Kesepahaman karakter antara pemimpin dan bawahan/ anggota akan membantu terciptanya sebuah komunikasi yang efektif. 
   Sang pelatih mudah saja memberikan perintah untuk memainkan strategi tepat untuk dimainkan dalam lapangan sepak bola. Akan tetapi kekuatan dari sebuah tim, tidak hanya dari strategi pelatih. Namun juga kemampuan dari sang kapten dalam menjalankan strategi sang pelatih, dengan cara memperhatikan karakter tiap pemain pada saat bertanding ditengah lapangan. Sang kapten akan terus memotivasi dan menginspirasi para pemain ditengah-tengah permainan, sehingga strategi sang pelatih dapat berhasil menjadi sebuah kemenangan tim. Hal ini menunjukan bahwa komunikasi bukanlah hanya sebuah kemampuan memerintah, namun juga harus melibatkan pemahaman karakter tiap orang yang diperintahnya. 
   Memahami untuk dipahami adalah sebuah prinsip memimpin yang sangat berbeda dengan kemampuan public speaking. Prinsip ini diharuskan memiliki kepekaan, kesadaran diri, dan kemampuan mengelolah orang lain dengan memperhatikan kondisi orang tersebut. Public speaking mensyaratkan kemampuan monolog, sedangkan memahami untuk dipahami mensyaratkan kemampuan dialog. Pendekatan psikologis digunakan secara optimal oleh sang pemimpin, untuk menggerakan setiap orang agar mencapai tujuan yang diharapkan. Dan pendekatan ini bukan bertujuan untuk menghilangkan karakter seseorang, namun untuk mengembangkan kompetensi kepemimpinan dari orang-orang yang dipimpin. 

Kekuatan Memahami
Bagaimana cara anda memahami orang lain? Ya, mulailah dari menyediakan waktu untuk mendengarkan. Memang sikap ini bagi seseorang yang telah memiliki banyak pengalaman, memiliki banyak pengetahuan dan mengetahui jawaban berbagai permasalahan hidup, tidaklah mudah. Pada saat era globalisasi sekarang ini, seorang anak remaja akan sulit untuk dinasehati. Hal ini dikarenakan tersedianya berbagai informasi yang ia dapat melalui internet. Orang tua yang telah “makan banyak asam garam kehidupan”, seringkali dianggap kuno, gaptek dan kurang memahami kondisi dunia saat ini. Hal ini sangat jauh berbeda pada waktu internet belum ada dimuka bumi ini, usia menjadi syarat terpenuhinya pengetahuan, pemahaman dan pengalaman seseorang. Era saat ini memungkinkan setiap orang sangat sulit untuk saling mendengarkan. Era yang mana informasi menjadi miliki setiap orang, dan bukan hanya milik sekelompok orang saja. 
   Walaupun seseorang memiliki kekayaan informasi, akan tetapi tidak mensyaratkan ia memiliki kemampuan berkomunikasi. Menurut mantan presiden Amerikan, Lydon B. Johnson, “seseorang tidak akan belajar apa-apa, jika ia terus berbicara.” Semakin banyak seseorang berbicara, maka semakin banyak ide yang dapat dikembangkan dari premis-premis yang dibicarakannya. Untuk itu semakin banyak ia berbicara, semakin tampak sedikitnya premis-premis yang ia gunakan untuk mengambil kesimpulan. George W. Bush mengatakan bahwa kepemimpinan adalah tugas dan kehormatan, dan hal ini hanya dapat dilaksanakan lewat aktivitas mendengarkan. Dengan mendengarkan, anda akan lebih memahami keterpanggilan tugas anda. Dengan mendengarkan anda akan lebiih memahami bagaimana cara menjaga kehormatan dan menghormati orang lain. 
   Seseorang yang sedikit berbicara dalam kepemimpinannya dan lebih mengoptimalkan pendengaran, akan lebih efektif dalam memahami peran dan bertanggung jawabnya. Semakin banyak kata-kata yang dikeluarkan dari sang pemimpin, maka akan menyebabkan semakin banyak multi tafsir dari tugas yang diberikan. Dengan pendengaran yang baik, seorang pemimpin mampu memahami kompetensi tiap-tiap orang yang dipimpinnya, dan serta merta mendelegasikan tugas dengan cara yang lebih optimal. Anda tidak dapat mengenal orang-orang yang anda pimpin dengan cara terus berbicara. Akan tetapi berikanlah waktu diawal kepemimpinan anda untuk mau mendengarkan kondisi mereka. 
   Dengan mendengarkan untuk memahami, maka sikap orang-orang disekitar yang tertutup pada diri anda, akan lebih terbuka. Mereka mau menerima dan menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan anda. Kedudukan tinggi dan rendah bukan lagi menjadi penghalang. Sang pemimpin akan menjadi sahabat, rekan kerja, dan keluarga bagi orang-orang yang dipimpinnya. Jika situasi ini yang tercipta, maka tugas dari sang pemimpin akan lebih mudah dalam mencapai sebuah tujuan. Setiap orang akan bekerja secara optimal bagi organisasi dan memanfaatkan berbagai peluang untuk mencapai tujuan bersama. 
   Proses memahami merupakan proses seseorang untuk membuka diri dalam menjalankan kepemimpinannya. Seseorang diteladani sebagai pemimpin, dikarenakan kemampuan mengayomi, mengarahkan, memotivasi dan menginspirasi orang-orang yang dipimpinnya. Dan hal-hal tersebut hanya dapat tercapai, apabila selalu diawali lewat proses mendengarkan dengan empati dari sang pemimpin. 

Cara untuk memahami
Bagaimana sikap yang baik untuk memahami orang lain? Mulailah dari menerapkan keterbukaan. Keterbukaan akan tampak bagi orang lain, pada saat seseorang mendengarkan dengan hati. Anda tidak hanya sekedar mendengarkan orang lain, namun berupaya masuk kedalam kondisi yang ia rasakan. Kehadiran dari si pendengar bukanlah menjadi suatu kondisi formal, namun menjadi sebuah suasana yang melibatkan emosional. Berupayalah memahami permasalahan orang lain, dengan tidak buru-buru untuk menafsir, mengadili, mengevaluasi dan atau menghakimi orang yang sedang berbicara. Mendengarlah dengan totalitas diri, dan bukan dengan kepura-puraan. 
   Selanjutnya lakukanlah beberapa kebaikan sebagai bentuk dari komitmen dan tanggung jawab anda untuk bersedia mendengarkan orang lain. Kebaikan-kebaikan tersebut seperti, memberikan beberapa pertanyaan untuk membawa si pembicara mengungkapkan isi hatinya lebih dalam; memberikan motivasi lewat bahasa non verbal sebagai bentuk dukungan pada si pembicara; dan mendengarlah dengan intergritas serta komitmen, sehingga tidak terkesan anda hanya meluangkan waktu. Namun memberikan makna, bahwa anda hadir untuk mendengarkan keluh kesah dia, dan bahkan bersedia menjadi rekannya dalam mencari solusi yang tepat. Dengarkanlah kompleksitas ide-ide dari kata-kata yang diucapkannya. Dan maknailah bahwa seberapa sederhana ide-ide tersebut, namun tetaplah berbeda penyampainnya tiap-tiap orang. 
   Dengan anda memahami orang lain, maka anda menyediakan diri anda untuk menjadi pemimpin bagi orang lain. Dengan mendengarkan, anda akan lebih memahami siapa orang-orang yang anda pimpin, dan bagaimana cara memimpin mereka. Dengan mendengarkan, anda memahami seberapa kuatnya roh sinergitas dalam tim kerja anda. Untuk itu mulailah dengan mendengarkan untuk memahami orang lain.

Proses Dipahami 
Setelah anda memberi diri untuk memahami, barulah selanjutnya anda akan dipahami. Dipahami sering disebut juga kemampuan untuk menerapkan public speaking atau kemampuan untuk memberikan komando pada orang-orang yang dipimpin. Seorang pemimpin haruslah juga memiliki kemampuan untuk memberikan pendelegasian. Film King Speech, menceritakan tentang seorang raja yang berupaya belajar melakukan oral komunikasi, agar mampu secara efektif memainkan peran dia sebagai raja dari rakyat Inggris. Sang raja akan mudah memberikan perintah, apabila ia terbiasa untuk berbicara dengan orang lain dalam berbagai bentuk. 
   Agar anda data dipahami oleh orang lain, ada beberapa prinsip yang membantu sehingga komunikasi yang diterapkan tepat sasaran dan tidak multi tafsir. Prinsip pertama, komunikasi yang dilakukan harulah fokus pada topik dan tugas yang diberikan. Jangan sampai menggunakan banyak contoh dan perumpamaan yang membuat ambiguitas dalam pemaknaan tiap-tiap orang yang mendengarkannnya. Prinsip kedua, Usahakan menggunakan bahasa verbal dan non verbal yang dimengerti dan mudah untuk diingat oleh si pendengar. Hindari menggunakan bahasa-bahasa tinggi, yang tampak menunjukkan kedudukan dari si pemimpin, namun melemahkan pemahaman si anggota dalam melaksanakan tugas tanggung jawab mereka. Prinsip ketiga, Contoh-contoh yang diberikan haruslah merupakan pengalaman-pengalaman yang dekat dan diketahui secara jelas oleh si pendengar. Dengan demikian membantu mereka membayangkan tugas atau visi yang akan mereka capai secara bersama-sama. Prinsip keempat, bentuk komunikasi yang diberikan harus bersifat informatif dan menginspirasi. Hindarkan informasi yang hanya untuk sekedar didengarkan, dan tidak mendorong para anggota untuk berinisiatif. Sang pemimpin harus mampu mengelolah berbagai macam informasi agar tampak menarik, sehingga mampu menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya untuk bekerja secara optimal. 
   Kemampuan memberikan komando merupakan kekuatan dalam memotivasi dan menginspirasi. Kondisi kedekatan sang pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya, akan memudahkan organisasi untuk bergerak secara efektif dan efesien. Para anggota telah memahami sang pemimpin, dari keterbukaan dirinya. Dan sang pemimpin memahami orang-orang yang dipimpin dari kesediaan mereka untuk bekerja bersama-sama mencapai visi bersama. 

Penutup
Tidak semua orang mampu untuk memahami orang lain. Untuk itu tidak semua orang mampu untuk menjadi pemimpin yang efektif. Kepemimpinan adalah ketrampilan untuk mengelolah orang lain. Dan hal tersebut tidak hanya melibatkan unsur manajerial, namun juga unsur karakter si pemimpin. Dengan terus berupaya melibatkan sikap mendengarkan dalam memimpin, maka sang pemimpin menyiapkan dirinya menjadi pemimpin yang efektif dan bertanggung jawab. Efektif dalam mencapai tujuan dan visi organisasi. Serta bertanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi serta sikap kepemimpinan orang-orang yang dipimpinnya. 

(Materi disusun dan disampaikan oleh Ricky Arnold Nggili, S.Si-teol.,MM dalam kegiatan Pelatihan Menengah Kepemimpinan Mahasiswa UKSW - Salatiga , di JAVA Muncul, tanggal 6 Februari 2016)
Posting Komentar

Posting Komentar