xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

Business Plan dalam Mengelolah Sumber Daya Secara Kreatif & Inovatif


Pendahuluan
Era globalisasi tidak dapat dihindari oleh setiap individu dalam masyarakat Indonesia. Hal paling kecil yang merupakan dampak globalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah tingginya tingkat kebutuhan akan teknologi informasi. Hampir diseluruh daerah perkotaan dan perkampungan, masyarakat terkoneksi dengan internet. Berdasarkan hasil survey Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) ditahun 2016, menemukan bahwa kurang lebih 132 juta orang Indonesia telah terhubung dengan internet. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) ditahun 2016, total penduduk Indonesia sebanyak kurang lebih 256 juta orang. Hal ini mengindikasikan bahwa 51,8 persen dari jumlah keseluruan penduduk Indonesia merupakan individu yang terhubung dengan internet. Hal ini memberikan makna bahwa globalisasi dapat dengan mudah menyentuh pola pikir dan pola tindak masyarakat Indonesia melalui internet. Globalisasi yang lebih mengedepankan pasar bebas, mampu menempatkan setiap orang yang pasif dalam kehidupan bersosial menjadi seorang konsumen yang aktif. Seseorang yang tampak anti sosial dalam kehidupan sehari-hari, namun dalam dunia maya memiliki ribuan followers. Produk negara-negara produsen dunia seperti Amerika, Jerman, Jepang, Cina dan negara lainnya, dalam beberapa hari pasca launching produk mereka di negara tersebut. Langsung produk yang sama dapat dilihat digunakan oleh orang Indonesia di berbagai daerah. Globalisasi membawa perubahan dan gerakan aktivitas manusia di bumi semakin cepat.
     Lalu bagaimana kita menanggapi era tersebut? Hanya ada dua pilihan dalam era globalisasi, yakni individu pencipta dan individu pengguna. Individu pencipta adalah mereka-mereka yang memiliki kreatifitas dan inovasi, dalam menciptakan berbagai produk dan jasa untuk digunakan manusia global. Sedangkan individu pengguna adalah para individu yang lebih banyak menikmati produk dan jasa yang telah ada dipasaran global. Para pencipta berupaya menjawab kebutuhan pasar dan bahkan mengendalikan pasar. Sedangkan para pengguna lebih banyak terpengaruh dengan strategi marketing, fitur produk dan trend yang dengan sengaja diciptakan. Dalam era globalisasi setiap orang dimungkinkan pada dua pilihan tersebut. Namun orang-orang yang ingin mengendalikan perubahan, trend dan alur lintas global, lebih banyak memilih untuk menjadi individu pencipta. Orang-orang seperti ini lebih banyak keluar dari comfort zone dan bergerak melawan arah untuk menciptakan perubahan. Orang-orang seperti Steve Jobs, Bill Gate, Mark Zukerberg Larry Page, Sergey Brin, dan banyak lainnya, mengambil peluang untuk menjadi driver di era globalisasi. Mereka mengendalikan masyarakat global dengan memperkenalkan sumber daya kreatif dan inovatif yang mereka ciptakan. 
     Di Indonesia telah muncul juga banyak orang yang mengambil posisi sebagai individu pencipta. Mereka adalah orang-orang yang mau menciptakan perubahan dengan mengoptimalkan sumber daya yang mereka miliki. Perubahan yang diciptakan bukan saja memberi dampak pada income personal, namun juga menciptakan perubahan yang sangat besar pada perilaku masyarakat. Individu-individu seperti Ferry Unardi pendiri Traveloka.com, Achmad Zaky pendiri Bukalapak.com, Nadiem Makarim pendiri Gojek dan lainnya memberikan warna tersendiri bagi dunia entrepreneurship. Selain itu ada juga orang-orang yang membuat perubahan dan memberikan dampak besar bagi masyarakat di sekitarnya. Orang-orang itu seperti, Bahrudin pendiri sekolah alternative di Salatiga, Haris Purnawan penggagas wisata Goa Pindul, Tri Mumpuni pemberdaya listrik di daerah terpencil, dan masih banyak lagi para socio-preneurs yang memanfaatkan ketidak berbatasan globalisasi untuk memciptakan perubahan besar diberbagai masyarakat. Orang-orang ini merupakan penggerak, pemberdaya dan pencipta perubahan di Indonesia. 
     Lalu bagaimana agar kita mampu menjadi sama seperti mereka? Kenali lingkungan sekitarmu dan berdayakanlah. Orang-orang yang berhasil mengendalikan perubahan, merupakan mereka yang telah memahami sumber-sumber daya disekitar mereka. Setelah itu, dengan memanfaatkan trend di era globalisasi merepak menyusun strategi dan memasarkan ide mereka tersebut. Sehingga dengan ide yang sederhana, tapi terencana implementasinya, maka akan tercipta perubahan yang besar. Kenali sumber daya yang dimiliki, dan mulailah berpikir serta bertindak secara kreatif dan inovatif. Maka setiap orang dimungkinkan menjadi penunggang peradaban. 

Entrepreneurs yang kreatif & inovatif
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2004:42), kewirausahaan adalah kemampuan kreatifitas dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk membaca peluang menuju sukses. Dengan demikian kreatifitas dan inivovasi merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang entrepreneur dalam mencari peluang menuju sukses. Sedangkan menurut Peggy A. Lambing dan Charles R. Kuehl (1999), mengungkapkan bahwa kewirausahaan adalah suatu usaha kreatif yang membangun value dari yang belum ada menjadi ada, dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Dari kedua konsep ini didapatkan kesepahaman bahwa kewirausahaan merupakan upaya kreatif dan inovatif untuk menambahkan nilai terhadap sumber daya yang ada, sehingga membantu seorang entreprenurs mencapai kesusksesan yangn diinginkannya. 
     Menurut Peggy dan Charles, dalam bukunya “Entrepreneurship” (1999), dalam setiap entrepreneur yang sukses memiliki empat unsur pokok, yakni : 1) Kemampuan/ kompetensi, merupakan hal-hal ini berhubungan dengan Intelligence Quotient (IQ) dan skill. Adapun tujuan dari kompetensi ini adalah untuk membantu dalam membaca peluang, berinovasi, mengelolah sumber daya dan menjual atau menawarkannya sebagai produk inovatif; 2) Keberanian. Merupakan hal-hal yang berhubungan dengan Emotinal Quotient (EQ), yang mampu mengatasi rasa takut, mengendalikan resiko dan keluar dari comfort zone; 3) Keteguhan hati, yang berhubungan dengan motivasi dan inspirasi diri sendiri. Hal ini akan menciptakan keuletan, sikap pantang menyerah, keteguhan dan kekuatan untuk meyakinkan diri bahwa anda juga bisa sukses; 4) Kreativitas, yang didalamkan membutuhkan inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang. Hal ini berhubungan dengan pengalaman yang diperoleh oleh entrepreneurs. Entrepreneurs yang sukses merupakan orang-orang yang mampu bertahan dengan segala keterbatasannya, memanfaatkan dan meningkatkannya menjadi peluang yang bernilai tinggi untuk ditelusuri menjadi sebuah perusahaan besar. 
     Kreativitas merupakan hal yang penting dimiliki oleh seorang entrepreneurs. Kreativitas menurut Munandar (1985), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data dan informasi atau unsur-unsur yang sudah ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu merupakan hal-hal yang baru, akan tetapu juga dapat berupa gabungan atau kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Selanjutnya Campbell sebagaimana dikutip dalam buku “Mengembangkan kreativitas” Mangunhardjana (1986), mengemukakan bahwa kreativitas sebagai sebuah kegiatan dapat mendatangkan hasil yang sifatnya, yakni: 1) Baru atau novel, yang berarti inovatif dan belum ada sebelumnya. Hal yang diciptakan menarik, segar, enak untuk dinimati dan mengejutkan; 2) Berguna atau usefull, yang diartikan sebagai hal tersebut lebih praktis, enak digunakan, mempermudah operasional, mendorong keterbukaan, memecahkan masalah, dan mendatangkan kebaikan; 3) Dapat dimengerti atau understandable, yang berarti hal yang diciptakan mudah untuk dipahami, dapat dibuat dilain waktu (dalam peristiwa yang berbeda). Dengan demikian kreativitas berhubungan dengan kemampuan kinerja otak dalam mengelolah sumber daya yang ada sehingga memberikan nilai tambah bagi pengguna, dan masyarakat sekitarnya. Kreativitas akan membawa perubahan dengan lebih efesien dan efektif.
     Inovasi merupakan fungsi penting juga dalam entreprenurship, yang berguna untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik. Menurut Adair (1996) dalam bukunya “Effective innovation”, mendefinsikan inovasi merupakan proses menemukan dan mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalam situasi yang baru. Dengan demikian inovasi merupakan proses menambahkan atau menciptakan sesuatu untuk memperoleh nilai yang baru. Untuk menjadi seseorang yang inovatif, menurut Riyanti (2003) ada tiga factor yang mempengaruhi perilaku inovatif, yakni : 1) Entrepreneurial traits, yakni sifat-sifat yang dimiliki entrepreneurs. Sifat-sifat tersebut seperti bekerja keras, percaya diri, berani mengambil resiko, control diri, autonomous, fleksibel dalam berteman, dan presentative; 2) Entrepeneurial personality, yakni berhubungan dengan kepribadian entrepreneurs, kepribadian yang dimaksud adalah personal achiever, super salesperson, real manager dan expert idea generator; 3) Adversity personality intelligence, yang merupakan kemampuan seseorang dalam menghadapi hambatan atau rintangan. Kemampuan tersebut adalah control, ownership, originality, reach dan endurance. Dengan berpikir dan bertindak inovatif, maka seorang entrepreneurs akan mampu untuk menjadi penggerak dan penunggang perubahan. 

Business Plan
Sebagai langkah awal dalam memasuki aktivitas bisnis, perlu dilakukan perencanaan bisnis atau business plan. Menurut Richard L. Daft (2007; 264) dalam bukunya “Management” menyebutkan business plan adalah dokumen yang merincikan detail-detail bisnis yang disiapkan oleh seorang wirausahawan sebelum membuka sebuah bisnis baru. Dengan demikian dokumen yang dimaksud haruslah berisikan semua ide, uraian tugas dan aktivitas, dan strategi yang dijadikan acuan dalam menjalankan bisnis. Untuk itu business plan haruslah bersifat aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif. 
    Ada dua alasan dasar dalam penyusunan business plan, yakni untuk mencapai: 1) Protective benefits, yakni yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan, dan 2) Positive benefits, yakni dalam bentuk meningkatnya strategi sukses guna pencapaian tujuan organisasi. Selain dari kedua alasan umum tersebut, berikut ada delapan alasan lainnya yang menjadi dasar pembuatan business plan, yakni; a) Kejelasan bisnis yang akan dikerjakan, b) Mengenal struktur dan strategi bisnis, c) Mendapatkan penjelasan detail tentang pasar yang akan dimasuki, d) Mengetahui cara memasarkan bisnis, e) Menggali ide awal, f) Membuat perhitungan bisnis, g) Menjelaskan system operasional, dan h) Mengenal pesaing. Sebuah business plan, biasanya mengandung serangkaian elemen-elemen standar dengan format dan bentuk rancangan sangat bervariasi. Akan tetapi biasanya sebuah business plan akan berisi komponen-komponen seperti deskripsi perusahaan, visi & misi, tujuan perusahaan, produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, pasarnya, prediksi atau ramalan-ramalan kedepan, team manajemennya dan analisis keuangannya.
     Adapun untuk menjawab kejelasan dari business plan, maka ada beberapa hal yang harus tertulis dalam blue print tersebut. 


  1. Executive summary (ringkasan eksekutif), merupakan ringkasan umum yang menderskripsikan tentang bisnis yang akan dibuat. Didalamnya termuat latar belakang dan hasil analisis kebutuhan akan bisnis ini dan tujuan bisnis, seperti A) Masalah yang terjadi dalam masyarakat; B) Potensi & sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat; C) Secara umum, solusi yang akan diberikan & perubahan yang ingin dilihat. Dalam membuat ringkasan umum ini, haruslah ditulis dengan gaya yang menarik dan jelas orang yang membacanya. Teknik persuasif (membujuk) dapat digunakan dalam menulis, agar orang-orang yang membacanya menjadi tertarik dengan bisnis tersebut).
  2. Mission statement (pernyataan misi), berisikan penyataan misi dan visi yang ingin dicapai dan dijalani oleh perusahaan ini. Visi dan misi merupakan kalimat-kalimat pendek yangn mudah dicernah dan dipahami oleh orang-orang yang membacanya.
  3. Company Background (Latar belakang perusahaan). Adapun yang ada dalam bagian ini adalah: A) Menyusun dan menggambarkan bidang usaha yang akan dijalankan; B) Potensi usaha tersebut saat ini dan di masa mendatang; C) Tempat produksi dan memasarkan; dan D) data-data perusahaan berkaitan dengan orang-orang dibalik bisnis, struktur organisasi, konsultan dan ahli yang mendampingi, serta susunan pemegang saham (shareholders). 
  4. Product description (Deskripsi produk), berisikan tentang penjelasan produk atau jasa yang ingin dijual atau ditawarkan kepada pasar. Pada deksripsi produk menjelaskan tentang: A) keunggulan dari produk tersebut, dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya yang sudah ada; B) Menjelaskan sistem operasi produksi bisnis, misal bisnis Kita adalah jenis produksi manufaktur, produksi kreatif dan lainnya. Pada system operasi produksi juga menjelaskan tentang proses dari penerimaan pesanan, produksi dan distribusi barang-barang. Jika bisnis Kita adalah bisnis jasa, Kita harus menuliskan dengan jelas bagaimana cara Kita menyalurkan jasa kepada pembeli.
  5. Marketing plan (Perencanaan pemasaran), berisikan deskripsi detail tentang analisis pasar dan strategi pemasaran yang akan diterapkan. Anda perlu memahami seluruh aspek yang memiliki kaitan erat dengan pasar. Hal ini sangat berguna untuk menentukan target pembeli dan target penjualan dalam perencanaan bisnis. Buatlah analisa pasar yang berisi informasi detail tentang: A) Kebutuhan konsumen, B) Cara bisnis anda bertemu dengan konsumen di pasar, C) Teknik memperkenalkan produk.
  6. Competitor Analysis (Analisis competitor). Berisikan deskripsi tentang competitor yang ada dalam bisnis sejenis. Dalam menganalisis competitor, dapat membagi dalam competitor terdekat dan competitor terjauh. Hal ini akan membantu dalam penyusunan strategi bisnis nantinya. Jangan lupa untuk mengenal lebih dalam pesaing bisnis Anda di dalam pasar yang sama. Lakukan analisa dan ketahui apa kekuatan serta kelemahan dari produk/ jasa yang dimiliki pesaing. Dari kekuatan pesaing, Anda bisa membuat strategi pemasaran yang unik dan berbeda. Gunakanlah strategi yang tidak mudah ditiru dan menghadang mereka memasuki jalan Anda. Sementara dari kelemahan, bisa jadi tolak ukur membuat produk/ jasa yang lebih baik dari pesaing. Satu hal yang pasti, tetaplah jujur dan bertindak realistis pada pihak yang menjadi sumber dana bisnis Anda
  7. SWOT Analysys (Analisis SWOT), berisikan analisis internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman), serta sratergi-strategi dalam mengurangi kelemahan dan ancaman.
  8. Operation, berisikan sistem operasi bisnis Kita (produksi dan SDM). Gambaran rencana operasional dan manajemen, Seperti pembagian tugas dan tanggung jawab tim manajemen, prosedur penugasan dan anggaran yang dibutuhkan. Anda juga perlu menonjolkan pengalaman tim manajemen untuk membangun hubungan dengan investor. Para investor tentu ingin tahu kemampuan dna kekuatan tim dalam memulai usaha dan mengembangkannya.
  9. Financial planning (Perencanaan keuangan), berisikan analisis keuangan yang terdiri dari proyeksi (forecasting atau peramalan) pendapatan dan pengeluaran, pengembalian modal (break event point), pengembalian atas investasi (return on investment), perhitungan penggunaan daya ungkit (leverage) dan lainnya. Faktor terkait pembiayaan jadi salah satu poin penting dalam perencanaan bisnis. Buat informasi keuangan yang cermat dan rinci terkait sumber serta pengelolaan anggaran. Anda wajib membuat informasi keuangan dari awal usaha hingga masa depan. Termasuk laporan keuangan, kas tahunan dan pencapaian yang diinginkan terkait keuangan
  10. Timeline (Durasi waktu), berisikan rencana aktivitas bisnis dan waktu implementasinya. Dalam timeline ini juga terdapat indicator keberhasilan dari tiap aktivitas. 

Entrepreneurs Antisipasi kerugian dengan manajemen resiko
Manajemen resiko menurut Clough dan Sears (1994) adalah sebuah pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang dapat menimbulkan kerugian. Hal ini akan membantu seorang entrepreneurs untuk menghindar dari resiko yang tidak diinginkan. Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott (1996), resiko didefinisikan sebagai; 1). Kans kerugian – the chance of loss, 2). Kemungkinan kerugian – the possibility of loss, 3) Ketidakpastian – uncertainty, 4) Penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan – the dispersion of actual from expected result, 5) Probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan – the probability of any outcome different from the one expected. Adapun tujuan utama implementasi dari manajemen resiko adalah: 1) Menjamin kesuksesan proyek, 2) Menurunkan resiko biaya manajemen dan menaikkan profit, 3) Mempertahankan stabilitas pemasukan/ income, 4) Mengurangi dan melindungi kemungkinan perubahan yang berpengaruh terhadap pembiayaan bisnis, 5) Peningkatan skala bisnis perusahaan.
     Adapun proses manajemen resiko terdiri dari enam langkah, yaitu 1) Menentukan tujuan, 2) Mengidentifikasi resiko, 3) Menentukan ukuran resiko, 4) Menyeleksi teknik analisis, 5) Implementasi, dan 6) Evaluasi. Menentukan tujuan adalah langkah pertama dalam manajemen resiko. Tujuannya adalah untuk menentukan secara akurat manfaat program manajemen resiko bagi perusahaan. Untuk mencapainya dibutuhkan sebuah proses perencanaan yang komprehensif, termasuk penentuan tujuan setiap langkah dalam manajemen resiko serta orang yang bertanggung jawab. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi resiko potensial yang terdapat pada proyek properti yang akan dikerjakan. Resiko potensial dapat diidentifikasi melalui analisis resiko. Berikutnya menentukan ukuran resiko harus diasosiasikan pada keberadaan resiko potensial. Ukuran resiko meliputi: 1) Probabilitas kerugian yang dapat terjadi, 2) Akibat dari kerugian, 3) Kemampuan memprediksi kerugian. Selanjnutnya ketahap menyeleksi teknis analisis resiko, sehingga tidak mengalami penyimpangan atau tidak mendeskripsikan resiko yang mungkin terjadi. Tahap selanjutnya menerapkan implementasi analisis resiko dan manajemennya, dan pada akhirnya akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan proses. Secara umum dalam manajemen resiko dapat digambarkan sebagai berikut :
  • Identifikasi resiko : yakni aktivitas mendeskrispikan resiko-resiko yang mungkin menghalangi dan dihadapi saat bisnis berjalan.
  • Analisis resiko : yakni memetakan, membedah dan mencari tahu akibat serta dampak dari resiko. 
  • Respon resiko : yakni menyusun strategi manajemen untuk menghadapi, menghindar dan mengatasi resiko yang dihadapi nantinya.
  • Evaluasi resiko : yakni melakukan evaluasi terhadap manajemen resiko yang sudah diterapkan. 
Adapun bentuk-bentuk dari manajemen resiko adalah :
  • Pendekatan prinsip konservatif, dasar teknik ini sangat sederhana, yaitu memilih estimasi yang tinggi pada biaya (cash outflows) dan mengevaluasinya dengan discount rate yang relatif tinggi. Walaupun teknik ini mudah dan menempatkan proyek dalam lingkup yang aman, sebenarnya teknik ini tidak menerapkan suatu ukuran resiko, sehingga terlalu banyak penyimpangan yang dapat terjadi.
  • Risk-Adjusted Discount Rate. Cara kerja metode ini adalah dengan menentukan sebuah risk-adjusted net present value (NPV) dari suatu investasi properti dengan menggunakan risk-adjusted discount rate (RADR). Risk-adjusted NPV dapat ditentukan dengan menggandakan adjusted discount rate dan besarnya modal yang dibutuhkan untuk mewujudkan proyek itu. 
  • Pendekatan Kepastian Ekivalen (Risk Free Discount Rate). Metode Risk-Free Discount Rate (RFDR) merupakan alternatif, di samping metode RADR, untuk merefleksikan resiko dan arus kas. Prinsip dasar teknik ini adalah dengan mengkonversikan arus kas yang tidak pasti ke arus kas ekivalen yang lebih pasti dari proyek yang dianalisis dengan menggunakan koefisien kepastian ekivalen. 
  • Decision Trees. Teknik ini merupakan satu dari sedikit metode yang memungkinkan pengambil keputusan membawa seluruh kemungkinan hasil dari sebuah proyek ke dalam lingkungan yang tidak pasti. Analisis dengan metode ini tidak menghasilkan suatu keputusan “melanjutkan” atau “menolak” proyek investasi. Investor harus mengambil keputusan itu dengan pertimbangan yang lebih bersifat subyektif dari skema decision trees.
  • Analisis Kepekaan. Metode ini didefinisikan sebagai suatu proses evaluasi sejumlah parameter untuk menguji atau mengidentifikasi pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya perubahan nilai masukan (nilai NPV proyek) dalam proses evaluasi sejumlah parameter tadi. Aplikasi sistematis dari perubahan-perubahan itu disebut sebagai analisis kepekaan (sensitivity analysis). Tujuan teknik ini adalah mengevaluasi derajad perubahan NPV dan memungkinkan pengambil keputusan mengidentifikasi sejumlah alternatif NPV dan kemudian menentukan faktor yang memberikan pengaruh terbesar. Untuk memperkecil jumlah variabel yang harus dimasukkan, estimasi dapat digolongkan dalam tiga grup utama, yaitu skenario yang optimistik, realistik, dan pesimistik.
  • Analisis Probabilitas. Dibandingkan dengan cara sebelumnya, analisis probabilitas (probability analysis) merupakan metode yang lebih rumit, tetapi merupakan metode yang baik dan banyak digunakan dalam analisis proyek properti. Analisis probabilitas, tidak seperti analisis kepekaan, dapat dievaluasi secara langsung dengan menggabungkan probabilitas seluruh proses yang dapat terjadi selama periode investasi proyek properti. Analisis ini membutuhkan seperangkat data yang harus ditentukan dari distribusi probabilitas untuk membuat sebuah model probabilistik. 
  • Simulasi Monte Carlo. Teknik simulasi Monte Carlo merupakan sebuah metode simulasi yang menggunakan angka random dan data probabilistik dari distribusi probabilitas untuk menghitung arus kas dan NPV suatu proyek. Proses simulasi ini memungkinkan sebuah model investasi dikembangkan dan diuji dengan seperangkat data historis untuk meyakinkan bahwa model itu merefleksikan sesuatu yang aktual. Pengoperasian program komputer yang sesuai akan sangat membantu penggunaan metode ini, sebab data numerik diseleksi secara random dari berbagai sumber distribusi sebagai variabel masukan untuk mendapatkan hasil yang berpotensi terjadi dari setiap kombinasi data, seperti equity investment ratio, square-root dimension of the property, dan metode depresiasi. Hasilnya berbentuk suatu distribusi probabilitas dengan deviasi standar. Simulasi modelnya bergantung pada berulangnya proses random yang sama.

Penutup
Dalam menyusun business plan perlu memperhatikan resiko yang dihadapi. Dengan antisipasi terhadap resiko secara optimal, maka seorang entrepreneurs sudah memikirkan tentang kesusksesan dari bisnis yang dirancangnya. Di era globalisasi, resiko sangat mungkin datang lebih cepat dari prediksi yang diramalkan. Hal ini disebabkan oleh cepatnya gerak ekonomi global yang didiukung oleh arus informasi teknologi. Untuk itu dalam menghadapi resiko, kompetensi kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan.
     Entrepreneurs dalam era ini memungkinkan terbukanya banyak jalan untuk mencapai tujuan dari berbisnis. Teknologi, jaringan dan banyak berkembangnya berbagai bentuk industry dapat membantu sebuah usaha untuk berkembang. Competitor dapat menjari partner apabila kita mampu menenempatkan segmentasi bisnis secara tepat. Untuk itu dalam era global, berbisnislah dengan skopa yang luas, metode yang inovatif dan jualan yang menarik. Dengan hal tersebut memungkinkan sebuah business plan akan sukses untuk diseksekusi. 


Daftar Pustaka
  • Adair, J. (1996). Effective Innovation. Pan - London.
  • Clough, R.H., and Sears, G.A. (1994). Construction Contracting, Sixth Edition. John Wiley & Sons, Inc - USA
  • Daft, Richard.L, (2007). Manajemen Edisi 6, PT. Salemba Empat - Jakarta.
  • Lambing, Peggy A. & Kuehl, Charles R. (1999). Entrepreneurship. Prentice hall - United States of America
  • Mangunhardjana, A.M. (1986). Mengembangkan Kreativitas. Kansius - Yogyakarta
  • Munandar, S.C.U (1985). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. Grasindo – Jakarta
  • Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Grasindo - Jakarta.
  • Stephen P. Robbins & Mary Coulter. Alih Bahasa T. Hermaya, Harry Slamet. (2004). Manajemen. Edisi ketujuh, jilid 1, edisi Indonesia. PT. Indeks Group Gramedia – Jakarta
  • Vaughan, Emmaett J. & Curtis M. Elliott (1996). Fundamentals of risk and insurance. John Willey & son Inc – New York

(Materi ini disusun dan dibawakan oleh Ricky Arnold Nggili, S.Si (teol)., MM, dalam kegiatan Entrepreneurship Workshop dengan tema "Mengelolah Sumber Daya Secara Kreatif & Inovatif", yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan (FKIK) UKSW, tanggal 21 Januari 2017 pukul. 09.00 – 12.00 WIB, di Gedung G, Ruang Probowinoto UKSW)

Link berita terkait: fik.uksw.workshop-mengolah-sumber-daya-secara-kreatif-dan-inovatif/
Posting Komentar

Posting Komentar