xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

PERAN TEKNOLOGI DALAM PROSES BELAJAR


Teknologi membantu manusia menghadapi ketidakpastian pada masa depan secara lebih baik. Apalagi di era pandemi Covid-19 ini, teknologi menjadi tools yang tepat dalam mengoptimalkan kinerja individu, lembaga, dan kehidupan sosial. Berbagai bentuk interaksi dan inter-relasi difasilitasi oleh ketersediaan teknologi yang cukup memadai. 
   Di era pandemi Covid-19, teknologi memberikan peran besar dalam mendukung proses belajar mengajar. Surat edaran Mendikbud Republik Indonesia nomor 3 tahun 2020 dan Nomor 4 tahun 2020 menuntut metode belajar mengalami penyesuaian. Proses belajar yang sebelumnya menempatkan guru atau dosen aktif dalam mengajar, kali ini disesuaikan dengan keaktivan para pelajar yang terus dioptimalkan. Para pengajar menyediakan bahan dan materi, selanjutnya pelajar yang berupaya untuk memahami mata pelajaran tersebut dengan kreatifitas dalam mengelolah bahan dan waktu untuk belajar. Untuk itu dengan ketersediaan teknologi informasi membantu para pelajar lebih nyaman dan mudah dalam belajar. 
   Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memaksa para pelajar untuk merubah gaya dan cara mereka dalam belajar. Dari belajar bersama menjadi belajar mandiri. Belajar dalam kelas menjadi belajar daring. Hal tersebut membuat teknologi bukan lagi hanya menjadi ruang komunikasi, tetapi sudah menjadi ruang belajar formal bagi para pelajar. 
   Menurut Heidegger dalam karyanya berjudul Zein und Zeit atau dalam bahasa Inggris Being and Time (1927) menjelaskan bahwa teknologi merupakan pengetahuan dan alat bantu manusia untuk menunjukan eksistensi manusia di dunia. Pada saat manusia mengalami keterbatasan dalam memahami dan mengenal dunia, maka ia dibantu oleh teknologi untuk mengeksplorasi dunia tersebut. Menurut Rufi’i dan Fatirul (2019:81) teknologi merupakan sarana yang memungkinkan diciptakannya lingkungan belajar yang diperlukan, yang mana proses pembelajaran dapat diwujudkan dengan cara paling efektif. Pada pembelajaran di era modern, penggunaan teknologi dalam belajar sudah digunakan dalam bentuk e-learning, mobile education, tv education, application dan lainnya. Dapat dikatakan bahwa di era pandemi ini, teknologi menjadi alat yang paling efektif dalam mendukung ketercapaian pembelajaran. 
   Sementara itu, belajar menurut Slameto (2008) merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Slameto menempatkan belajar sebagai sebuah upaya perubahan yang dilakukan dengan interaksi. Lebih lanjut Trianto (2010) mengemukakan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Untuk itu belajar merupakan proses yang juga dapat dilakukan secara mandiri. 
   Belajar di era pandemi bukanlah sesuatu yang mudah, karena interaksi dan kemandirian diperlukan untuk memperoleh hasil belajar yang berkualitas. Dengan memanfaatkan teknologi, maka interaksi yang harus terjadi dalam kelas berubah dalam ruang-ruang virtual. Kemandirian lebih diutamakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dalam pembelajaran. Para pelajar harus mampu menjadi generasi milenial yang lebih optimal dan piawai dalam menggunakan teknologi dalam belajar. 

Peran Teknologi Dalam Belajar di Era Pandemi Covid-19 
Teknologi sebagai pengetahuan dan alat bantu manusia untuk menumbuh-kembangkan capaian belajar harus ditempatkan secara strategis bagi manusia di era pandemi Covid-19 ini. Kecapakan menggunakan teknologi dan keterbukaan relasi dalam dunia virtual harus menjadi kebiasaan belajar baru bagi para pelajar. Dengan mengendalikan aplikasi, fitur, dan tools teknologi yang digunakan, maka akan mempermudah pelajar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih optimal. 
   Pandemi Covid-19 yang datang di awal tahun 2020 ini, memicu penggunaan teknologi dan internet. Menurut Tri Wahyuningsih, GM Corporate Communication XL Axiata (dalam cnnindonesia.com, 9/4/2020), pada masa pandemi pengguna trafik internet mengalami kenaikan setiap harinya sekitar 2 persen. Pada akhir Maret 2020 kenaikan trafik data streaming 52 persen, browsing 11 persen VOIP 3 persen dan media sosial 13 persen. Presentasi tersebut terus naik pada bulan berikutnya. Mengingat bahwa proses belajar mengajar tetap dilaksanakan lewat online, maka trafik penggunaan internet juga naik secara signifikan mengikuti kebutuhan para pelajar dalam belajar secara daring. 
   Teknologi membantu para guru untuk mencari bahan dan materi ajar yang lebih kreatif lewat mesin-mesin pencaharian seperti Google, Bing, Yahoo dan lainnya. Sedangkan untuk mendistribusi bahan dan materi ajar kepada para pelajar melalu email, Whatsapp, Youtube, Google classroom dan lainnya. Selanjutnya untuk ruang interaksi secara live streaming menggunakan Googlemeet, Hangout, Zoom Clouds, dan lainnya. Teknologi juga membantu para pengajar dan pelajar tetap berinteraksi dan berelasi dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), guna menjamin kelangsungan generasi masa depan yang berkualitas. 

Teknologi yang Sering Digunakan dalam Belajar di Masa Pandemi 

Berikut ini ada beberapa teknologi dan aplikasinya yang paling sering digunakan sebagai media belajar oleh pengajar dan pelajar dimasa pandemi Covid-19. 
   Aplikasi Ruangguru yang membantu pelajar untuk memahami materi belajar yang diberikan guru dari sekolah. Dalam aplikasi ini tersedia fitur baru yang bernama Ruangkelas berguna untuk mendukung sistem pembelajaran jaraka jauh selama masa pandemi. Dalam fitur ini ada layanan learning management system yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana kelas virtual guru dan murid. Dalam kelas virtual ini, guru dan murid dapat bercakap-cakap terkait materi pembelajaran. Sehingga pelajar tidak perlu mengalami kesulitan dalam memahami materi secara mandiri. Hingga masa pandemi, jumlah pengguna Ruangguru sebanyak 15 juta pengguna. 
   Berinteraksi lewat Zoom clouds meeting membantu dalam proses belajar mengajar. Selain Zoom, ada juga aplikasi sejenis lainnya yakni Skype, Google meet, Cisco webex dan lainnya. Zoom banyak digunakan pada masa pandemi, karena kemudahan digunakan, banyak partisipan yang dapat terlibat dan tidak terlalu berat jiga menggunakan smartphone. Zoom membantu pengajar dan pelajar untuk berinteraksi secara langsung (live streaming), dan juga dapat share materi dengan format PDF, Word, Excel, JPG, Mov, dan lainnya secara mudah. Sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik dan interaktif. Jika para pelajar mau bertanya dapat menggunakan fitur raise hand, sehingga proses belajar mengajar diruang virtual akan lebih terarah. 
   Berikutnya teknologi informasi yang juga paling sering digunakan untuk mencari materi dan bahan belajar adalah mesin pencari Google. Dengan pengembangan fitur dan aplikasi pendukung mesin pancari seperti Google translate, menempatkan Google menjadi aplikasi yang paling sering digunakan dimasa pandemi. Kemudahan dalam menemukan materi dan menerjemahkan materi berbahasa asing ke bahasa Indonesia, membuat Google memudahkan iklim belajar yang nyaman bagi para penggunanya. Hanya dengan masuk ke Google segala sesuatu dapat diketahui, dielaborasi dan dipelajari secara lebih optimal. 
   Selain itu Google juga menyediakan fitur pendukung lainnya seperti Google classroom yang didalamnya terikat dengan dukungan dari fitur Google drive, Google calender, Form, Sheets, Slide dan Gmail. Google menjadi satu sistem pendukung belajar yang efektif. Teknologi yang dikembangkan oleh Google mampu membuat pembelajaran hanya berlangsung dalam satu aplikasi. 
   Selain dari teknologi diatas, masih banyak lagi aplikasi yang digunakan oleh para pengajar dan pelajar dalam mendukung proses belajar mengajar di era pandemi. Pandemi Covid-19 telah menunjukan bahwa teknologi mampu membuat manusia lenih optimal memahami realitas di sekitarnya. Bahkan mungkin dengan adanya pandemi, manusia semakin menyadari bahwa ia membutuhkan teknologi untuk mengeksplor eksistensi yang ada dalam dirinya.

(Tulisan ini ditulis oleh Ricky Arnold Nggili dan dipublikasi dalam buku dengan judul "Mozaik Pandemi Covid-19: Kumpulan tulisan lintas ilmu", diterbitkan oleh CV Pena Persada (Banyumas) tahun 2020, halaman 76-80)


Posting Komentar

Posting Komentar