xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

Pentingnya Konsep Public Victory bagi Generasi Z

Kepemimpinan tidak hanya terkait dengan jumlah orang yang dipimpin, tetapi lebih pada kualitas interaksi dan pengaruh yang dimiliki oleh seorang pemimpin terhadap individu atau kelompok yang dipimpinnya. Seorang pemimpin bisa memiliki pengaruh yang besar bahkan dalam kelompok kecil atau dengan hanya memimpin beberapa orang. Fokusnya bisa jadi lebih mendalam, memberikan perhatian yang lebih besar pada individu-individu tersebut, dan membangun hubungan yang kuat.

Namun, dalam beberapa situasi, pemimpin perlu mengelola atau memimpin banyak orang karena tuntutan dari lingkungan atau organisasi yang kompleks. Dalam konteks semacam ini, keterampilan manajerial dan organisasional yang kuat menjadi penting agar pemimpin dapat memastikan arah yang jelas, koordinasi yang efisien, dan motivasi yang berkelanjutan bagi banyak orang yang dipimpinnya.

Intinya, keberhasilan seorang pemimpin bukan hanya tergantung pada jumlah orang yang dipimpin, tetapi lebih pada kemampuannya dalam memberikan arah yang baik, membangun hubungan yang kuat, memotivasi, dan mempengaruhi positif orang-orang di sekitarnya, apa pun jumlahnya.

Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1984: 754), secara etimologis kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang artinya menuntun, menunjukkan jalan, mengantarkan. Lebih lanjut, Wahyusumidjo (1994:18-19) mengemukan bahwa kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan di dalam suatu situasi tertentu.

Memimpin orang sangatlah penting karena adanya beberapa alasan yang signifikan. Pertama, Memimpin memungkinkan individu atau kelompok untuk bergerak menuju tujuan bersama dengan lebih efisien. Dengan arahan dan koordinasi yang baik, orang-orang dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kedua, Seorang pemimpin bisa menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi orang lain. Dengan memberikan contoh yang baik, mereka dapat mendorong orang-orang untuk memberikan yang terbaik dari diri mereka dan meraih potensi penuh. Ketiga, Seorang pemimpin membantu dalam memberikan arah yang jelas. Mereka dapat membimbing orang-orang dalam pengambilan keputusan yang tepat, memecahkan masalah, dan menavigasi tantangan yang mungkin muncul. Keempat, Seorang pemimpin harus mampu membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat guna. Kelima, Pemimpin yang baik tidak hanya fokus pada tujuan saat ini, tetapi juga berusaha untuk mengembangkan potensi individu di bawah kepemimpinannya. Mereka mendorong pertumbuhan dan pembelajaran yang berkelanjutan. Keenam, Pemimpin yang baik membangun hubungan yang kuat dan mengembangkan kepercayaan dengan orang-orang di sekitarnya. Ini membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif dan kolaboratif. Ketika pemimpin bisa menggabungkan semua aspek ini dengan baik, mereka mampu memengaruhi dan menggerakkan orang-orang ke arah yang positif, sehingga memimpin menjadi hal yang sangat penting dalam banyak konteks, baik dalam lingkungan kerja, sosial, maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Stephen R. Covey, seorang penulis terkenal dan pembicara motivasi, terkenal dengan bukunya yang sangat berpengaruh, "The 7 Habits of Highly Effective People" (1989).  Dalam bukunya ini, Covey mengungkapkan pandangannya tentang kepemimpinan dengan pendekatan yang berbasis pada prinsip-prinsip yang mendasar dan menjadi integritas seorang pemimpin. Menurut Covey, kepemimpinan yang efektif didasarkan pada prinsip-prinsip yang kuat. Kepemimpinan sebagai sesuatu yang sangat terkait dengan karakter, prinsip-prinsip, dan pengaruh yang baik. Menurutnya, pemimpin yang efektif tidak hanya fokus pada hasil seketika, tetapi juga mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan dan pengambilan keputusan mereka.

Dalam era saat ini, era-nya Generasi Z. Maka generasi Z, seperti generasi sebelumnya, menghargai dan mencari pemimpin yang memiliki integritas. Mereka cenderung melihat pemimpin yang konsisten, jujur, dan autentik sebagai seseorang yang layak diikuti. Integritas sangat penting dalam lingkungan di mana informasi dengan mudahnya tersedia dan ketulusan dihargai. Generasi Z cenderung skeptis terhadap otoritas tanpa dasar yang kuat atau yang kurang memiliki nilai-nilai yang konsisten. Mereka ingin melihat konsistensi antara kata-kata dan tindakan, dan mereka cenderung lebih terbuka terhadap pemimpin yang menunjukkan kejujuran, transparansi, dan keadilan dalam pengambilan keputusan.

Integritas dalam seorang pemimpin juga memberikan landasan untuk kepercayaan. Generasi Z cenderung membangun hubungan berdasarkan kepercayaan yang diperoleh melalui konsistensi dan kejujuran. Dengan memiliki pemimpin yang memiliki integritas, mereka akan merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk mengikuti arahan atau visi yang diajukan oleh pemimpin tersebut. Secara umum, integritas masih menjadi nilai yang sangat penting bagi semua generasi, termasuk Generasi Z, karena merupakan fondasi dari hubungan yang kuat antara pemimpin dan pengikutnya. Pemimpin yang memiliki integritas cenderung lebih sukses dalam memengaruhi, menginspirasi, dan memotivasi generasi muda untuk mencapai potensi penuh mereka.

Untuk memahami bagaimana kepemimpinan dan pengaruhnya dalam era generasi Z, maka kita akan melihat paradigma Public Victory dari Stephen R. Covey, sebagai paradigma yang penuh integritas.

Public Victory

Public Victory adalah konsep yang diperkenalkan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya yang terkenal, "The 7 Habits of Highly Effective People". Ini merupakan salah satu dari tiga tahap dalam proses menuju kemandirian dan keberhasilan pribadi yang disebut sebagai Private/ Personal Victory", Public Victory, dan Renewal. Private Victory mengacu pada perubahan dalam diri sendiri, seperti mengembangkan kebiasaan yang efektif, memahami prinsip-prinsip dasar, dan mencapai kemandirian pribadi. Sementara Public Victory berfokus pada interaksi dengan orang lain dan bagaimana hubungan kita memengaruhi lingkungan di sekitar kita.

Konsep Public Victory membahas bagaimana kita dapat mencapai keberhasilan melalui interaksi yang sehat dengan orang lain, terutama dalam konteks hubungan kerja sama, kolaborasi, dan pengaruh terhadap orang lain. Covey percaya bahwa kunci kesuksesan ini terletak pada prinsip-prinsip seperti kejujuran, kerjasama, empati, pemahaman, dan komunikasi yang efektif.

Public Victory menekankan pentingnya hubungan antar manusia yang saling menguntungkan dan berbasis pada prinsip-prinsip yang adil dan etis. Ini melibatkan berbagi tujuan yang sama, bekerja sama, dan membangun kepercayaan dengan orang lain. Covey percaya bahwa ketika individu dapat berkolaborasi secara efektif dengan orang lain, mereka dapat mencapai tujuan yang lebih besar dan lebih berarti secara bersama-sama.

Dalam konteks kepemimpinan, Public Victory juga mengacu pada kemampuan seorang pemimpin untuk membangun tim yang solid, memotivasi orang-orang, dan mempengaruhi mereka secara positif, sehingga menciptakan kemenangan bersama yang menguntungkan semua pihak yang terlibat. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Public Victory, individu dapat memperluas pengaruh mereka, memperkuat hubungan dengan orang lain, dan mencapai tujuan bersama yang lebih besar daripada yang dapat dicapai secara individual.

Sangat penting bagi Generasi Z untuk memahami paradigma Publik Victory. Ada beberapa alsan yang melatarbelakanginy. Pertama, Generasi Z cenderung terlibat dalam lingkungan yang membutuhkan kolaborasi yang kuat, terutama dalam lingkungan kerja dan kehidupan sosial. Memahami konsep Public Victory membantu mereka mengenali pentingnya bekerja sama dengan orang lain, membangun tim yang solid, dan mencapai tujuan bersama. Kedua, Generasi Z sering kali terlibat dalam aktivisme dan perubahan sosial. Memahami bagaimana mempengaruhi orang lain dengan cara yang positif dan adil adalah kunci untuk membawa perubahan yang diinginkan dalam masyarakat. Ketiga, Memahami konsep Public Victory membantu Generasi Z dalam mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik, memperkuat hubungan dengan orang lain, dan membangun kepercayaan. Hal ini penting dalam dunia yang semakin terkoneksi dan membutuhkan komunikasi yang efektif. Keempat, Banyak anggota Generasi Z yang tertarik pada peran kepemimpinan. Memahami konsep Public Victory membantu mereka memahami bahwa kepemimpinan yang efektif didasarkan pada prinsip-prinsip yang kuat, keterlibatan tim, dan pembangunan hubungan yang baik. Dalam dunia yang semakin kompleks dan terhubung, memahami konsep seperti Public Victory memberikan pandangan yang penting bagi Generasi Z untuk mengembangkan keterampilan, nilai-nilai, dan perspektif yang memungkinkan mereka untuk sukses secara pribadi dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

Komunikasi yang Efektif

Paradigma komunikasi yang efektif merupakan paradigma pertama dalam konsep Public Victory. Komunikasi yang efektif melibatkan penyampaian pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan tersebut dipahami dengan baik oleh penerima. Komunikasi yang efektif memainkan peran krusial dalam kepemimpinan, kerjasama tim, penyelesaian masalah, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif memungkinkan individu atau pemimpin untuk mempengaruhi, menginspirasi, dan mengarahkan orang lain dengan lebih baik.

Dalam komunikasi yang efektif ada dua syarat utama, yakni komunikasi dengan aktif dan komunikasi dengan empatik.

Komunikasi aktif adalah proses di mana seseorang secara sadar terlibat dalam pertukaran informasi dengan pihak lain dengan memperhatikan, mendengarkan, dan merespons dengan baik apa yang disampaikan oleh pihak lain tersebut. Ini melibatkan lebih dari sekadar mendengarkan; ini tentang berinteraksi secara aktif dengan lawan bicara dan memberikan tanggapan yang sesuai.

Beberapa elemen kunci dari komunikasi aktif yakni : Pertama, Mendengarkan dengan Penuh Perhatian: Ini melibatkan fokus penuh pada apa yang sedang dikatakan oleh lawan bicara. Menjadi kesadaran penuh terhadap pesan yang disampaikan tanpa terganggu oleh distraksi. Kedua, Merefleksikan dan Mengekspresikan. Komunikasi aktif juga mencakup pemahaman dan refleksi terhadap perasaan atau pandangan lawan bicara. Ini termasuk menunjukkan empati dan mencoba memahami perspektif mereka. Ketiga, Bertanya dan Menyampaikan Poin dengan Jelas. Seseorang yang terlibat dalam komunikasi aktif juga akan aktif bertanya untuk mendapatkan klarifikasi dan menyampaikan pendapatnya dengan cara yang jelas dan mudah dimengerti. Keempat, Memberikan Respon yang Relevan. Memberikan respon yang sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh lawan bicara. Hal ini menunjukkan bahwa pesan mereka telah dipahami dan dihargai. Keempat, Menggunakan Bahasa Tubuh yang Mendukung. Selain kata-kata, bahasa tubuh juga penting dalam komunikasi aktif. Ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan bahasa tubuh secara keseluruhan dapat mendukung pesan yang ingin disampaikan. Kelima, Memperhatikan Non-verbal dan Verbal: Penerimaan pesan tidak hanya terbatas pada kata-kata yang diucapkan. Melibatkan diri dalam komunikasi aktif juga berarti memperhatikan nuansa non-verbal seperti intonasi suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh secara umum. Keenam, Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif. Memberikan umpan balik yang dapat meningkatkan atau melengkapi percakapan dan memastikan bahwa komunikasi tersebut berjalan secara efektif. Komunikasi aktif sangat penting dalam berbagai konteks, mulai dari percakapan sehari-hari hingga situasi profesional, karena membantu membangun hubungan yang kuat, meminimalkan kesalahpahaman, dan menciptakan pemahaman yang lebih baik antara individu atau kelompok.

Komunikasi yang efektif juga mensyaratkan komunikasi dengan empatik. Komunikasi empatik adalah jenis komunikasi di mana seseorang menunjukkan kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Ini melibatkan kemampuan untuk mengambil perspektif orang lain, memahami emosi, dan menyampaikan kepedulian secara bijaksana terhadap perasaan dan pengalaman mereka.

Beberapa ciri dari komunikasi empatik meliputi, Pertama, Memperhatikan dengan penuh perhatian apa yang sedang dirasakan atau diungkapkan oleh orang lain tanpa interupsi. Hal ini juga melibatkan mencari klarifikasi dan menanyakan pertanyaan untuk lebih memahami. Kedua, Mengekspresikan Empati. Menunjukkan kepedulian yang tulus terhadap perasaan dan pengalaman orang lain. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa yang mendukung, ekspresi wajah yang ramah, dan sikap yang terbuka. Ketiga, Merasa dan Menghargai Perasaan Orang Lain Mengakui dan menghargai perasaan yang sedang dirasakan oleh orang lain tanpa menghakimi atau menganggapnya sebagai tidak penting. Keempat, Menyampaikan Dukungan dan Pengertian. Menunjukkan bahwa Anda mengerti dan mendukung orang lain dalam apa yang mereka alami atau rasakan. Ini bisa berupa kata-kata yang mendukung atau memberikan bantuan jika diperlukan. Kelima, Menyesuaikan Komunikasi dengan Kebutuhan Orang Lain. Memahami bahwa setiap orang merespons komunikasi dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, berkomunikasi dengan cara yang paling tepat untuk membantu orang lain merasa didengar dan dipahami. Keenam, Tidak Hanya Mendengarkan Kata-kata. Empati juga mencakup memperhatikan ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan nada suara. Hal ini membantu untuk menangkap nuansa perasaan yang mungkin tidak terucapkan dengan kata-kata. Ketujuh, Memberikan Respon yang Mendukung:.Memberikan respon yang sesuai dengan apa yang dirasakan oleh orang lain. Ini dapat berupa umpan balik yang mendukung atau menawarkan bantuan jika diperlukan. Komunikasi empatik memainkan peran penting dalam membangun hubungan yang kuat, meningkatkan kepercayaan, dan menciptakan lingkungan di mana orang-orang merasa didengar dan dipahami. Kemampuan untuk berkomunikasi secara empatik juga dapat memperkuat hubungan personal dan profesional, serta membantu dalam penyelesaian konflik dan kerjasama yang lebih baik.

Dengan komunikasi yang efektif, membuat setiap orang yang dipimpin merasa memiliki pemimpin, merasa dihargai, dan bersedia untuk berkomitmen untuk orang yang bersedia mendengarkannya. Orang yang berkomunikasi dengan efektif akan membuka ruang-ruang komunikasi yang tertutup, tidak melihat status dan pangkat seseorang, dan bersedia menyalami pemikiran setiap orang yang dipimpinnya, tanpa manipulasi atau kepentingan subjektif.

Berpikir Menang-Menang

Paradigma kedua dalam konsep Public Victory adalah berpikir menang-menang. Berpikir menang-menang adalah pendekatan dalam berinteraksi atau bernegosiasi di mana semua pihak berusaha untuk mencapai kesepakatan atau solusi yang menguntungkan semua pihak yang terlibat. Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan "menang-kalah" di mana salah satu pihak merasa harus menang sedangkan yang lainnya harus kalah.

Pendekatan berpikir menang-menang melibatkan beberapa prinsip. 1) Kolaborasi: Mengutamakan kerjasama dan kolaborasi daripada persaingan yang keras. Tujuannya adalah untuk mencapai solusi di mana semua pihak merasa diuntungkan. 2) Kreativitas dalam Solusi: Berpikir menang-menang mengharuskan pemikiran kreatif dan fleksibel untuk menemukan solusi yang memenuhi kebutuhan semua pihak. Ini mungkin melibatkan penemuan solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya. 3) Memahami Kepentingan Bersama: Memahami bahwa kepentingan dan kebutuhan semua pihak harus dipertimbangkan untuk mencapai solusi yang paling menguntungkan. 4) Membangun Hubungan yang Baik: Berpikir menang-menang membutuhkan kerja sama dan komunikasi yang baik antarpihak yang terlibat. Membangun hubungan yang positif membantu dalam mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. 5) Pendekatan Jangka Panjang: Pendekatan ini mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari solusi yang dicapai, bukan hanya kepuasan segera dari satu pihak. 6) Keadilan dan Etika: Berpikir menang-menang memperhatikan prinsip keadilan dan etika dalam mencapai solusi. Solusi yang dicari tidak hanya menguntungkan secara individu, tetapi juga menghormati nilai-nilai dan norma etika. Pendekatan berpikir menang-menang sangat bermanfaat dalam situasi-situasi di mana kerjasama, keberlanjutan, dan hubungan jangka panjang antarpihak adalah kunci. Ini dapat diterapkan dalam konteks profesional seperti negosiasi bisnis, tim kerja, atau dalam situasi pribadi di mana mencari solusi yang adil bagi semua pihak penting.

Untuk mampu menerapkan paradigma berpikir menang-menang, maka seorang pemimpin harus berupaya menghindarkan diri dari cara pandang kompetisi dan selalu membanding-bandingkan. Kompetisi akan membuat salah satu atau beberapa orang menang, dan lainnya kalah. Sedangkan membanding-bandingkan akan membuat setiap orang terjebak melihat kelemahan orang lain. Kedua hal ini menjerumuskan pemimpin pada paradigma menang-kalah, kalah-menang, atau kalah-kalah.

Pemimpin yang memiliki paradigma menang-menang selalu memiliki prinsip kelimpahan. Ia tidak pernah merasa miskin atau memiliki mentalitas kelangkaan. Menurut pemimpin yang memiliki prinsip kelimpahan, ia selalu memiliki banyak juara, banyak solusi, banyak pilihan, dan banyak jalan untuk mewujudkan banyak kemenangan bagi semua orang.

Sinergitas

Paradigma ketiga dalam public victory adalah sinergitas. Sinergitas adalah konsep di mana hasil dari kerja sama atau interaksi antara individu, elemen, atau entitas yang berbeda lebih besar daripada gabungan kontribusi mereka jika bekerja secara terpisah. Ini adalah gagasan bahwa keseluruhan hasil yang dicapai oleh kerjasama lebih besar daripada jumlah dari bagian-bagiannya.

Beberapa poin penting tentang sinergitas adalah, 1) Kerjasama yang Meningkatkan Kinerja: Sinergitas muncul ketika individu atau entitas bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama ini meningkatkan kinerja secara keseluruhan daripada jika setiap entitas bekerja sendiri. 2) Menggabungkan Keahlian yang Berbeda: Sinergitas seringkali muncul ketika orang-orang dengan keahlian, pengalaman, atau sudut pandang yang berbeda bekerja bersama. Kombinasi berbagai bakat ini dapat menciptakan solusi yang lebih inovatif atau hasil yang lebih besar. 3) Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi: Melalui kerja sama yang sinergis, ide-ide baru muncul dan inovasi terjadi. Kolaborasi yang efektif memungkinkan pertukaran ide yang menghasilkan gagasan-gagasan yang lebih maju. 4) Pengaruh di Atas Hasil: Sinergitas menghasilkan hasil yang lebih besar daripada yang diharapkan atau yang mungkin terjadi jika individu atau entitas bekerja sendiri. Ini bisa dalam bentuk efisiensi yang lebih tinggi, kualitas yang lebih baik, atau pencapaian tujuan yang lebih besar. 5) Meningkatkan Produktivitas: Kerjasama yang sinergis mampu meningkatkan produktivitas karena memungkinkan penggunaan sumber daya secara lebih efektif dan optimal. 6) Dorongan untuk Keberhasilan Bersama: Sinergitas juga melibatkan semangat kolaboratif yang kuat di mana semua pihak terlibat memperhatikan keberhasilan bersama daripada hanya fokus pada kepentingan individual. Sinergitas penting dalam banyak konteks, baik itu dalam dunia bisnis, tim kerja, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan untuk bekerja bersama-sama secara sinergis dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan, menggerakkan inovasi, dan menghasilkan hasil yang lebih besar daripada usaha yang dilakukan secara individu.

Kunci utama dalam sinergitas adalah melihat perbedaan sebagai peluang untuk menciptakan kemenangan besar. Semakin tinggi kompleksitas dan pluralitas dalam sebuah organisasi, komunitas dan masyarakat, maka semakin tinggi peluang untuk mencapai tujuan bersama. Untuk itu pengelolahan kompleksitas dan pluralitas dalam pradigma sinergitas adalah sangat penting.

Stephen R. Covey memberikan pemahaman baru kepada setiap pemimpin, bahwa dunia ini sangat kecil untuk menjadi kemenangan dari satu pemimpin. Dunia ini harus menjadi ruang kolaborasi banyak pemimpin, untuk menciptakan dunia lebih baik.

Public Victory merupakan konsep untuk membentuk pemimpin secara internal yang bertanggungjawab, namun pada saat yang sama secara eksternal memberikan pengaruh kepada orang-orang yang dipimpinnya.

Generasi Z dengan kecakapan teknologi, kecakapan berkomunikasi, dan keterbukaan yang tinggi, mampu membuat kemenangan untuk seluruh alam semesta. Namun perlu pemahaman konsep dan paradigma yang tepat, agar kemajuan dalam generasi Z menjadi peluang untuk menemukan pemimpin-pemimpin yang lebih baik di masa akan datang.

Pustaka

  • Poerwadarminta, W.J.S. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.
  • Wahyusumidjo, 1987. Kemimpinan dan motivasi. Ghalia, Jakarta
  • Stephen R. Covey, 1989. The Seven Habits of Highly Effective People. Simon and Schuster, New York


(Materi ini disusun oleh Ricky Arnold Nggili, dan dibawakan dalam "
SAATNYA LEERSCHOOL 2023," yang dilaksanakan oleh GMKI Cabang Salatiga, pada Sabtu,2 Desember 2023, pukul 16.00 - 19.30.WIB, di Auditorium Yayasan Bina Darma Salatiga)
  


Link:

Personal & Public Victory

Personal & Public Victory 2

Personal & Public Victory PPT

Posting Komentar

Posting Komentar